Aplikasi Kesehatan untuk Kendalikan Penyakit tak Menular, Efektif?

By National Geographic Indonesia, Rabu, 2 Januari 2019 | 19:03 WIB
Ilustrasi teknologi dan kedokteran dalam aplikasi. (Natali_Mis/Getty Images/iStockphoto)

BPJS Kesehatan telah mengembangkan app Mobile JKN yang sudah diunduh lebih dari dari 3 juta kali per November 2018. Ini merupakan prestasi luar biasa. Dalam catatan R2G hanya 2% app kesehatan yang diunduh lebih dari 500 ribu kali. Pengguna app Mobile JKN dapat mengisi kuesioner tentang deteksi dini penyakit tidak menular. App akan menghitung secara otomatis risiko menderita penyakit tidak menular serta memberikan saran perilaku hidup sehat sehari-hari.

Selain fitur yang spesifik untuk penyakit tidak menular, pengguna app juga dapat mengakses riwayat kunjungan ke fasilitas kesehatan maupun layanan administratif sebagai peserta BPJS Kesehatan.

Baca Juga : Perjalanan Terjauh NASA di Tata Surya, Melewati Ultima Thule yang Dingin

Kementerian Kesehatan juga mengembangkan app kesehatan. Salah satunya adalah appSehat Jiwa” yang dapat digunakan untuk deteksi dini kesehatan mental. Banyak rumah sakit juga giat mengembangkan app untuk mempermudah registrasi pasien ke rumah sakit.

Dalam lima tahun ke depan, pasar potensial app kesehatan adalah untuk mendukung terapi penyakit diabetes, obesitas, depresi, hipertensi dan penyakit jantung. App kesehatan berfungsi untuk menguatkan komunikasi pasien dengan dokter, meningkatkan kepatuhan pengobatan, pengelolaan berat badan, menjaga kebugaran, deteksi dini PTM sampai dengan efisiensi pelayanan rumah sakit.

Konektifitas dengan perangkat diagnostik, seperti pemeriksaan gula darah dan tanda vital tubuh, memungkinkan pasien menyuplai data ke rekam kesehatan personal di rumah sakit. Pada aspek promotif dan preventif, yang populer adalah app untuk melacak aktivitas fisik termasuk yang disertai dengan fitur gamifikasi.

Selain itu, berbagai app juga berfungsi memperkuat kemauan individu berhenti merokok dan minum alkohol.

Menghitung kandungan gizi dan kalori. (DragonImages/Getty Images/iStockphoto)

Apps, bukan apes

Dengan terus meningkatnya cakupan jaringan internet serta semakin terjangkaunya harga ponsel cerdas, peluang penggunaan m-Kesehatan semakin besar. Peluang ini bermakna ganda: sebagai kesempatan bisnis ekonomi digital dan upaya sosial untuk peningkatan status kesehatan masyarakat.

Kelompok dokter spesialis juga mengembangkan app spesifik untuk mendukung pengelolaan penyakit tertentu. Inisiatif dan semangat tinggi dalam mengembangkan app perlu diimbangi dengan interoperabilitas (kemampuan saling bekerja sama). Jangan sampai, pasien dengan berbagai kesakitan (multimorbiditas) akhirnya harus mengunduh dan memasang berbagai app yang tidak interoperabel satu sama lain. Kebanyakan apps, bisa apes jadinya.

Meski ada harapan, kendala juga tampak di depan mata. Masih ada 8 ribuan desa di Indonesia tidak terjangkau jaringan telekomunikasi. Selain itu, m-Kesehatan dicurigai menyebabkan melebarnya kesenjangan layanan kesehatan, karena hanya yang berpunya dan tinggal di wilayah berfasilitas Internet yang dapat memanfaatkannya.