Yuli Astuti: Pengabdian untuk Menyelamatkan Batik Warisan Budaya Kudus

By National Geographic Indonesia, Jumat, 25 Januari 2019 | 14:20 WIB
Yuli Astuti membimbing siswa (Dok. Pertamina)

(Dok. Pertamina)

"Batik kaligrafi ini hanya untuk hiasan dinding, bukan untuk pakaian. Karena kaligrafi yang dibuat memuat ayat-ayat Al-Quran, sehingga tidak diperbolehkan untuk bahan pakaian atau sajadah untuk menghormati ayat-ayat yang terkandung di dalamnya," tuturnya.

Pertamina Local Heroes 2018 mengapresiasi pengabdian Yuli yang sudah berjalan lebih dari satu dekade untuk menjaga warisan budaya batik Kudus dengan memberikannya Juara I kategori Kemitraan.

Yuli Astuti yang menjadi binaan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV adalah orang yang berjasa atas inisiatifnya mempelopori kembali dan mengembangkan batik Kudus. Tidak hanya itu, Yuli menjadi sosok yang membawa perubahan sosial di lingkungannya. Salah satunya adalah atas kepeduliannya terhadap kaum berkebutuhan khusus. Yuli mengajak mereka untuk berkarya dengan membatik.

Baca Juga : Otak Yang Mencandu dan Kebiasaan yang Merugikan, Bagaimana Melawannya?

"Dia sebagai social entrepreneur yang sangat-sangat peduli pada lingkungan," tutur Heni Mustikaningati, pengelola rumah terapi anak berkebutuhan khusus yang menjadi salah satu mitra binaan Muria Batik Kudus.

Demikian pun, Yuli merasa pekerjaan rumahnya untuk membangkitkan kejayaan batik Kudus masih banyak. Walau batik karyanya sudah terdaftar dengan nama paten Muria Batik Kudus pada Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) dengan nomor registrasi D 002007030389, ia masih merasa gundah. Pasalnya motif-motif asli batik Kudus banyak yang belum terungkap, sedangkan sumber atau referensi yang memuat motif-motif kuno batik Kudus justru tersimpan di Belanda.

Penulis: Ellen Saputri Kusuma