Menurut Hall, ada peningkatan kelumpuhan yang diderita Alexander sebelum kematiannya. Membuat gerakan napasnya jadi kurang terlihat.
Di zaman kuno, para dokter lebih mengandalkan napas, bukan denyut nadi, untuk menentukan seseorang sudah mati atau belum. Jadi, kemungkinan Alexander sudah dinyatakan meninggal padahal ia masih sekarat.
"Saya ingin memulai debat dan diskusi baru tentang kematian Alexander. Itu mungkin menjadi kasus pseudothanatos yang paling terkenal atau kematian palsu yang pernah dicatat," pungkas Hall.