Bercocok Tanam Hingga Buat Hotel, Ini 5 Ambisi Manusia di Luar Angkasa

By National Geographic Indonesia, Kamis, 31 Januari 2019 | 11:30 WIB
Ilustrasi Astronaut berdiri pada sebuah planet. (Sergey Khakimullin/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Ambisi manusia tak lagi sebatas menjelajah Bumi. Suatu saat, manusia memimpikan bisa mengeksplorasi dunia lain, yaitu luar angkasa

Perlahan, keinginan ini mulai dimulai diwujudkan, seperti misi pendaratan manusia di Bulan atau pengiriman wahana antariksa di planet-planet lain. Namun, selain itu sudah ada sederet ambisi lain yang ingin segera direalisasikan. 

Bercocok tanam di Bulan

Usaha untuk menumbuhkan tanaman di luar angkasa terus dilakukan. Ambisi ini bukannya tanpa alasan, tanaman merupakan salah satu sumber makanan yang akan mendukung kehidupan manusia ketika pindah ke dunia lain.

Pada awal tahun ini, China melakukan misi pertama mendaratkan wahana untuk menjelajahi sisi jauh bulan.

Baca Juga : Sarcastic Fringehead, Hewan Laut 'Paling Jelek' dalam Literatur Ilmiah

Tidak hanya itu saja, dalam misi tersebut mereka juga melakukan eksperimen lainnya yakni membawa serta bibit tanaman seperti kapas, lobak, kentang, dan cress rock (tanaman berbunga dari keluarga mustard).

Benih ditempatkan pada biosfer mini berupa tabung logam tertutup dan sempat berkecambah. Sayangnya, benih tersebut tak bisa bertahan. Beberapa hari kemudian, Badan Antariksa Nasional China (CNSA) mengumumkan bahwa benih tersebut mati.

Meski singkat, namun hal ini menjadi sebuah langkah kecil untuk menumbuhkan tanaman di luar Bumi.

Beriklan

Setidaknya sudah ada dua start up yang mengemukakan rencananya untuk mengembangkan industri periklanan di luar angkasa. Start up asal Jepang, Ispace Inc menyebut jika mereka akan mengeksekusi rencana tersebut pada tahun 2020.

Start up lain yang punya ide serupa adalah StartRocket. Perusahaan rintisan asal Rusia ini berambisi menempatkan billboard di ruang angkasa. Perusahaan tersebut akan menerbangkan satelit kecil bernama CubeSats untuk membentangkan layar yang terbuat dari sejenis plastik di ketinggian 450 kilometer dari permukaan Bumi.