Nationalgeographic.co.id - Ambisi manusia tak lagi sebatas menjelajah Bumi. Suatu saat, manusia memimpikan bisa mengeksplorasi dunia lain, yaitu luar angkasa.
Perlahan, keinginan ini mulai dimulai diwujudkan, seperti misi pendaratan manusia di Bulan atau pengiriman wahana antariksa di planet-planet lain. Namun, selain itu sudah ada sederet ambisi lain yang ingin segera direalisasikan.
Bercocok tanam di Bulan
Usaha untuk menumbuhkan tanaman di luar angkasa terus dilakukan. Ambisi ini bukannya tanpa alasan, tanaman merupakan salah satu sumber makanan yang akan mendukung kehidupan manusia ketika pindah ke dunia lain.
Pada awal tahun ini, China melakukan misi pertama mendaratkan wahana untuk menjelajahi sisi jauh bulan.
Baca Juga : Sarcastic Fringehead, Hewan Laut 'Paling Jelek' dalam Literatur Ilmiah
Tidak hanya itu saja, dalam misi tersebut mereka juga melakukan eksperimen lainnya yakni membawa serta bibit tanaman seperti kapas, lobak, kentang, dan cress rock (tanaman berbunga dari keluarga mustard).
Benih ditempatkan pada biosfer mini berupa tabung logam tertutup dan sempat berkecambah. Sayangnya, benih tersebut tak bisa bertahan. Beberapa hari kemudian, Badan Antariksa Nasional China (CNSA) mengumumkan bahwa benih tersebut mati.
Meski singkat, namun hal ini menjadi sebuah langkah kecil untuk menumbuhkan tanaman di luar Bumi.
Beriklan
Setidaknya sudah ada dua start up yang mengemukakan rencananya untuk mengembangkan industri periklanan di luar angkasa. Start up asal Jepang, Ispace Inc menyebut jika mereka akan mengeksekusi rencana tersebut pada tahun 2020.
Start up lain yang punya ide serupa adalah StartRocket. Perusahaan rintisan asal Rusia ini berambisi menempatkan billboard di ruang angkasa. Perusahaan tersebut akan menerbangkan satelit kecil bernama CubeSats untuk membentangkan layar yang terbuat dari sejenis plastik di ketinggian 450 kilometer dari permukaan Bumi.
Namun, rencana tersebut masih pro kontra. Keberadaan iklan yang berbentuk proyeksi ini disebut bakal mengganggu navigasi satelit serta pengamatan astronomi.
Bikin hotel
Sebuah perusahaan rintisan asal California, Amerika Serikat, punya rencana membuat hotel mewah pertama di luar angkasa bernama Aurora Station. Hotel tersebut akan beroperasi pada tahun 2021.
Hotel nantinya akan mengorbit di ketinggian 320 kilometer atau 80 kilometer lebih rendah daripada Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Hotel bisa menampung enam pengunjung dan dua kru sekaligus dalam satu kali perjalanan.
Melahirkan
Manusia tidak hanya berkeinginan melakukan perjalanan luar angkasa saja. Namun, suatu saat mereka juga berambisi membangun koloni serta punya kehidupan layaknya di Bumi. Namun, sebuah penelitian pernah menyebut jika melahirkan akan jadi tantangan.
Ada kekhawatiran bahwa radiasi kosmik dan angin matahari dapat menyebabkan masalah dalam perkembangan janin. Namun, hal tersebut tidak menghalangi perusahaan rintisan bernama SpaceLife Origin untuk melakukan sebuah eksperimen. Mereka ingin memboyong wanita hamil ke luar angkasa dan menjalankan misi untuk kelahiran bayi di luar angkasa.
Perwakilan dari SpaceLife Origin, Egbert Edelbroek, mengatakan bahwa koloni di luar Bumi tak akan ada gunanya tanpa belajar bagaimana berreproduksi di luar angkasa. Misi akan dijalankan antara 2020-2024 dan sedang mencari sukarelawan untuk program.
Baca Juga : Bakteri Berbahaya 'Superbug' Ditemukan di Tempat Paling Murni di Arktika
Bertambang
Saat sumber mineral di Bumi mulai habis, manusia mulai berangan-angan untuk menambang di luar angkasa. Bukan tanpa sebab, ilmuwan memperkirakan jika tempat-tempat seperti sabuk asteroid, bulan atau planet lain di luar angkasa mampu menyediakan logam yang dibutuhkan manusia.
Sudah ada perusahaan yang menyatakan akan memulai rencana tersebut di tahun 2030, yakni Asteroid Mining Company.
Kabar terbaru juga datang dari Badan Antariksa Eropa (ESA), Selasa (22/1/2019) yang mengungkapkan keinginannya untuk menambang di Bulan. ESA sudah menandatangani kontrak dengan pembuat roket ArianeGroup dan diperkirakan berangkat pada tahun 2025.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com, penulis: Monika Novena. Baca artikel sumber.