Singgah dan Mencecapi Legenda Kuliner Kopi di Tanjungbalai Riau

By Agni Malagina, Senin, 18 Februari 2019 | 11:15 WIB
Suasana kedai kopi Botan di Tanjungbalai, Pulau Karimun. Setiap pagi, suasana kedai kopi selalu ramai oleh warga dan pelancong yang menghabiskan waktu untuk sarapan. (Agni Malagina)

Kedai Kopi Botan rupanya buka mulai pukul 04.45 pagi hingga pukul 13.30 siang.

“Kedai buka pagi, kebanyakan tamu warga yang habis salat. Ada dua masjid dekat sini, jadi ramai kalau pagi,” ujar Elsye. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa pada pukul 13.00 biasanya mereka sudah bersiap untuk tutup.

Baca Juga : Melihat Rumah Adat dan Kain Tenun Khas Kampung Adat Prailiu

Istimewanya, peramu kopi untuk pelanggan yang datang adalah istri Akong Botan—Analisa, yang lahir 51 tahun silam. Ia bergantian dengan anak lelakinya, Willy untuk meracik aneka pesanan para tamu, seperti kopi kosong (kopi tanpa gula), kopi 0 (kopi dengan sedikit gula), dan kopi susu di dapurnya yang berkeramik dengan cita rasa klasik.

Peralatan pembuatan kopi pun khas kopitiam, dengan ceret leher tinggi, dengan mulutnya yang panjang. Tak lupa ada saringan khasnya. Mereka rupanya belajar meracik kopi secara autodidak.

Kedai Kopi Botan kota Tanjungbalai Pulau Karimun, Kepulauan Riau. (Agni Malagina)

Lima orang pelayan di sana hilir mudik bergantian melayani tamu. Harga per cangkir kopi hitam di sana adalah Rp5.000, harga per gelasnya Rp7.000. Sedangkan harga secangkir kopi susu Rp6.000 dan per gelasnya Rp8.000. Tak hanya kopi, menu sarapannya pun tersedia, dan tentunya menu klasik.

Menu sarapan yang dipilih pengunjung biasanya roti goreng biasa (dengan olesan selai kaya/serikaya buatan kedai), roti bakar biasa, atau keju. Untuk roti goreng dan roti bakar biasa harganya Rp8.000, sedangkan untuk roti keju harganya Rp14.000.

Sarapan roti srikaya biasanya ditemani oleh dua butir telur setengah matang yang dapat dicampur dengan kecap asin atau merica. Menjadi cocolan yang ciamik untuk roti srikaya. Bila Anda jatuh cinta dengan srikaya, Anda bisa membelinya dengan harga Rp15.000 hingga Rp60.000.

Cara menikmati roti bakar dan telur setengah matang ala warga Kepulauan Riau yang unik adalah dengan menorehkan selai kaya pada roti, lalu mencelupkan roti ke dalam adukan telur setengah matang. Jangan lupa campurkan juga kecap asin dan merica.

Juara! Gurih, asin, pedas lada bercampur dengan rasa manis srikaya dan kenyalnya roti bakar atau goreng. Lupakan diet karbo dan gula kali ini. Apalagi di kedai ini juga tersedia lontong sayur ‘favorit Balai’ yang diracik oleh Ibu Sumini dengan harga Rp12.000.

Baca Juga : Tanah Turun 25 Sentimeter Per Tahun, Ibu Kota Iran Akan Segera Tenggelam?

Kalau Anda sempat menikmati sarapan pagi di kedai ini, Anda akan menjumpai banyak pelanggan beraneka etnis, profesi dan usia. Karyawan swasta, pegawai pelabuhan, pegawai negeri seperti polisi dan lainnya, ibu rumah tangga, anak muda, siswa yang bersiap ke sekolah bersama orang tua, juga para tentara terutama tentara angkatan laut yang berkantor di dekat kedai.

Belum lagi musim ramai pada akhir pekan, mereka juga sering kedatangan tamu dari Singapura dan Malaysia, mengingat jarak tempuh dari pelabuhan di Singapura dan Malaysia (Johor) yang hanya memerlukan waktu sekitar 1 jam 30 menit saja untuk tiba di Tanjungbalai dengan menggunakan kapal feri.