Nationalgeographic.co.id - Pernahkah Anda mendengar tentang Kampung Adat Prailiu? Ia merupakan salah satu kampung tradisional nan eksotis di Sumba Timur—tepatnya di Waingapu, dua kilometer dari pusat kota. Meskipun perkembangan di sekitarnya berlangsung cukup cepat, tetapi Prailiu seolah-olah tidak terpengaruh oleh hal tersebut. Wilayah ini tetap bertahan pada kepercayaan dan nilai-nilai adatnya.
Rumah-rumah tradisional dengan atap tinggi berjerami masih berdiri di sana. Oleh warga kampung, rumah adat ini disebut dengan Uma Mbatang atau Uma Hori. Pemerintah Indonesia, dibantu oleh Bank Dunia, berusaha untuk melestarikan rumah-rumah adat di desa ini dengan membantu merekonstruksinya.
Baca Juga : Jelajah Kota Pusaka, Cerita Kelindan Ragam Budaya di Macao
Meskipun warga lokal Prailiu menganut agama Kristen, tetapi mereka tetap mengikuti tradisi dari kepercayaan asli mereka, yaitu Marapu. Rumah-rumah tinggi tadi, misalnya, sangat berkaitan dengan kepercayaan adat.
Biasanya, rumah tradisional mereka tersebut memiliki tiga bagian yang mewakili kosmologi lokal. Ruang bawah tanahnya merupakan rumah bagi orang-orang yang sudah meninggal, bagian tengah untuk yang masih hidup, sementara atap sebagai rumah para dewa.
Tidak hanya melihat rumah adat khas Prailiu, di sana, Anda juga dapat menemukan beberapa pemakaman leluhur. Proses penguburannya pun dilakukan sesuai dengan adat setempat.
Daya tarik lain dari Prailiu adalah melihat para ibu yang sedang menenun kain khas Sumba. Anda pun bisa belajar tentang proses tenun dan pewarnaan benang dengan bahan-bahan alami yang biasa mereka lakukan. Bahan yang digunakan biasanya diambil dari hutan di sekitar desa. Warna biru berasal dari pohon nira dan kuning kemerahan dari akar pohon mengkudu. Proses pembuatannya cukup panjang dan dilakukan secara manual oleh perempuan Prailiu.
Jangan lupa untuk membeli kain tenun buatan penduduk lokal Prailiu yang dapat dibawa sebagai oleh-oleh. Saat membeli, jangan hanya sekadar membayar. Jadikan momen ini sebagai cara untuk mengobrol lebih banyak dengan penduduk lokal. Anda bisa bertanya tentang Prailiu maupun proses pembuatan kain tenun.
Baca Juga : Ingin Memiliki Pengalaman Berenang Bersama Dugong? Kunjungi Tempat Ini
Kampung Adat Prailiu tidak tertutup untuk umum, banyak wisatawan asing maupun dalam negeri yang kerap mengunjungi wilayah ini. Para ilmuwan juga sering mengunjungi desa ini untuk melakukan penelitian. Itulah sebabnya mengapa penduduk lokal sangat terbuka dan ramah kepada para orang luar yang berkunjung ke wilayahnya.
Ada tradisi unik yang dilakukan warga Prailiu saat menyambut wisatawan, yakni memberikan daun sirih untuk dimakan. Sebagai pendatang, ada baiknya Anda menerima tanda selamat datang dari mereka ini. Namun, jika memang harus menolak, lakukan dengan sopan.
Meski penduduk lokal sangat ramah dan terbuka, Anda tidak boleh bersikap seenaknya dan tetap menghormati nilai-nilai adat mereka.
Rahasia Mengontrol Populasi Nyamuk: Aedes aegypti Jantan Tuli Tidak Bisa Kawin!
Source | : | Dari berbagai sumber |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR