Nationalgeographic.co.id - Mendengar kata Gereja Ayam bagi sebagian besar orang dapat membawa kembali ingatan mereka terhadap sebuah film dalam negeri berjudul "Ada Apa Dengan Cinta 2". Bukan tanpa alasan, pasalnya tempat tersebut memang menjadi salah satu lokasi syuting Rangga dan Cinta—dua tokoh utama dalam film.
Seorang pekerja di tempat yang memiliki nama "asli" Rumah Doa Bukit Rhema ini mengatakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan memang meningkat setelah film tersebut tayang di bioskop. "Kebanyakan mereka penasaran sama bentuk bangunannya sih," ucapnya.
Baca Juga : Waspadai Beberapa Penyakit Langganan Selama Musim Hujan Berlangsung
Bangunan yang terletak di Desa Gombong, Magelang, Jawa Tengah ini memang berbentuk unik. Dengan bagian yang menyerupai ekor dan paruh, bangunan ini sejatinya berbentuk burung merpati. Namun masyarakat sudah terlanjur "jatuh hati" dengan nama Gereja Ayam.
Daniel Alamsjah, sang pemiliki, mengungkapkan bahwa ia mendapatkan sebuah mimpi untuk membangun sebuah rumah ibadah di atas bukit. Kemudian pada tahun 1989 saat ia dalam perjalanan menuju kampung halaman sang istri, ia melihat lokasi tersebut mirip dengan yang ada di dalam mimpinya.
"Saya berdoa sepanjang malam di sana dan saya mendapat wahyu bahwa saya harus membangun rumah doa di tempat itu," ujarnya. Satu tahun kemudian, pemilik tanah menawari lahan seluas 3.000 meter persegi di Rhema Hill.
Baca Juga : Berapa Banyak Urine yang Terkandung dalam Kolam Renang Umum?
Rumah doa ini dibangun untuk semua orang dengan latar belakang dan agama yang berbeda-beda. Di dalam bangunan ini pun tersedia banyak ruangan untuk berdoa.
"Mungkin karena saya orang Kristen, jadi orang-orang mengira saya membangun sebuah gereja. Namun itu bukan gereja. Saya membangun sebuah rumah doa, tempat bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan," kata Alamsjah.
Baca Juga : Mencuci Tangan dengan Sabun Pencuci Piring, Amankah Bagi Kulit Kita?
Namun dalam perjalanannya, pada tahun 2000 pembangunan sempat terhenti karena terkendala biaya. Bangunan yang hampir jadi itu pun kemudian digunakan sebagai rumah rehabilitasi dan terapi.
Saat ini Rumah Doa Bukit Rhema sudah rampung dan berdiri kokoh di atas bukit. Walaupun berada di ketinggian, tempat ini tidak sulit dijangkau. Jalanan akses menuju bangunan dibuat dengan baik.
Di dalam bangunan juga terdapat sebuah kafe dan tempat jajanan. Sehingga bagi pengunjung yang sudah berada di atas bangunan dan merasa lapar, mereka tidak perlu turun dan keluar dari bangunan untuk mencari makanan.
Baca Juga : Senyawa Plastik Ditemukan Pada Telur Burung di Pedalaman Arktika
Baca Juga : 'Salju Hitam' Menyelimuti Wilayah Rusia, Limbah Pabrik Penyebabnya