Foto-foto Gereja Ayam, Rumah Doa yang Sebenarnya Bernama Bukit Rhema

By Gregorius Bhisma Adinaya, Rabu, 20 Februari 2019 | 07:00 WIB
Rumah Doa Bukit Rhema dengan bentuk burung merpati. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.id - Mendengar kata Gereja Ayam bagi sebagian besar orang dapat membawa kembali ingatan mereka terhadap sebuah film dalam negeri berjudul "Ada Apa Dengan Cinta 2". Bukan tanpa alasan, pasalnya tempat tersebut memang menjadi salah satu lokasi syuting Rangga dan Cinta—dua tokoh utama dalam film.

Seorang pekerja di tempat yang memiliki nama "asli" Rumah Doa Bukit Rhema ini mengatakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan memang meningkat setelah film tersebut tayang di bioskop. "Kebanyakan mereka penasaran sama bentuk bangunannya sih," ucapnya.

Baca Juga : Waspadai Beberapa Penyakit Langganan Selama Musim Hujan Berlangsung

Bangunan yang terletak di Desa Gombong, Magelang, Jawa Tengah ini memang berbentuk unik. Dengan bagian yang menyerupai ekor dan paruh, bangunan ini sejatinya berbentuk burung merpati. Namun masyarakat sudah terlanjur "jatuh hati" dengan nama Gereja Ayam.

Bagi pengunjung yang tidak kuat berjalan menanjak, terdapat penyewaan jasa pengantaran dengan menggunakan kendaraan (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

Daniel Alamsjah, sang pemiliki, mengungkapkan bahwa ia mendapatkan sebuah mimpi untuk membangun sebuah rumah ibadah di atas bukit. Kemudian pada tahun 1989 saat ia dalam perjalanan menuju kampung halaman sang istri, ia melihat lokasi tersebut mirip dengan yang ada di dalam mimpinya.

"Saya berdoa sepanjang malam di sana dan saya mendapat wahyu bahwa saya harus membangun rumah doa di tempat itu," ujarnya. Satu tahun kemudian, pemilik tanah menawari lahan seluas 3.000 meter persegi di Rhema Hill.

Baca Juga : Berapa Banyak Urine yang Terkandung dalam Kolam Renang Umum?

Rumah doa ini dibangun untuk semua orang dengan latar belakang dan agama yang berbeda-beda. Di dalam bangunan ini pun tersedia banyak ruangan untuk berdoa.

Di dalam bangunan tersedia banyak ruangan doa. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

Pengunjung berfoto di sebuah ruangan doa. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

"Mungkin karena saya orang Kristen, jadi orang-orang mengira saya membangun sebuah gereja. Namun itu bukan gereja. Saya membangun sebuah rumah doa, tempat bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan," kata Alamsjah.

Baca Juga : Mencuci Tangan dengan Sabun Pencuci Piring, Amankah Bagi Kulit Kita?

Namun dalam perjalanannya, pada tahun 2000 pembangunan sempat terhenti karena terkendala biaya. Bangunan yang hampir jadi itu pun kemudian digunakan sebagai rumah rehabilitasi dan terapi.

Dinding doa dan harapan. Pengunjung dapat menuliskan doa dan harapannya, kemudian ditempelkan pada dinding yang sudah disediakan. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

Pengunjung mengantre untuk bisa naik menuju puncak bangunan atau mahkota burung. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

Di dalam bangunan, dinding-dinding dihiasi dengan lukisan. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

Saat ini Rumah Doa Bukit Rhema sudah rampung dan berdiri kokoh di atas bukit. Walaupun berada di ketinggian, tempat ini tidak sulit dijangkau. Jalanan akses menuju bangunan dibuat dengan baik.

Di dalam bangunan juga terdapat sebuah kafe dan tempat jajanan. Sehingga bagi pengunjung yang sudah berada di atas bangunan dan merasa lapar, mereka tidak perlu turun dan keluar dari bangunan untuk mencari makanan.

Baca Juga : Senyawa Plastik Ditemukan Pada Telur Burung di Pedalaman Arktika

Dari bagian kepala bangunan untuk menuju mahkota atau rooftop, pengunjung harus menggunakan tangga kecil melingkar. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

Dari puncak bangunan, pengunjung dapat melihat Candi Borobudur dan gugusan gunung yang melingkari Magelang. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

Mahkota burung atau puncak bangunan. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

Baca Juga : 'Salju Hitam' Menyelimuti Wilayah Rusia, Limbah Pabrik Penyebabnya