Nationalgeographic.co.id – Dari atas, hutan mangrobe Sundarbans menampilkan pemandangan labirin penuh warna dan tekstur. Warna biru dari Teluk Bengal mengalir ke perairan keruh yang saling bersilangan dengan sungai.
“Menyusuri sungai selama beberapa hari seperti melarikan diri ke dunia yang berbeda,” kata Sabine Roers, pendiri perusahaan perjalanan Chili Reisen.
Hamparan lahan yang subur, yang meliputi India dan Bangladesh, hadir dengan penuh mitos. Sepanjang sejarah, para penduduk lokal telah memuja dewa Bonbibi atau “wanita hutan”.
Baca Juga : Berlibur ke Taman Nasional Komodo? Jangan Lewatkan 5 Destinasi Ini
Menurut kisah yang beredar, Bonbibi merupakan anak perempuan pemuja sufi yang berkelana dari Arab Saudi ke hutan Asia Selatan. Di sana, Bonbibi dipilih oleh Dewa untuk bertarung melawan makhluk seperti harimau, Dokkhin Rai, yang kerap memangsa penduduk lokal.
Namun, dibanding membunuh Dokkhin Rai, Bonbibi membuat penawaran yang menyatakan bahwa makhluk buas tersebut tidak boleh menyerang siapa pun yang memuja dirinya.
Oleh sebab itu, hingga saat ini, banyak warga lokal yang masih berdoa kepada Bonbibi untuk meminta perlindungan sebelum masuk ke hutan.
Selain harimau Bengal–spesies yang diketahui dapat beradaptasi di lingkungan hutan mangrove–Sundarbans juga memiliki beragam satwa liar lainnya. Termasuk spesies langka seperti ular piton India dan lumba-lumba Irrawaddy.
Karena ekosistemnya yang unik ini lah, Sundarbans dicantumkan dalam situs Warisan Dunia UNESCO pada 1987.
Cara menuju ke sana
Hutan bakau ini dapat diakses melalui Bangladeh dan India. Berkunjung melewati Bangladesh memang lebih sulit, tapi ia memberikan pemandangan wilayah terpencil yang patut dieksplorasi.
Banyak pengunjung terbang ke Jessore, kemudian naik bus bandara ke Khulna, kota paling dekat dengan pintu masuk Sundarbans. Kereta api dan bus malam juga beroperasi dari Dhaka ke Khulna.
Sementara di India, tur berangkat dari Kolkata.
Menikmati Sundarbans
“Perjalanan satu malam menawarkan kesempatan lebih untuk menemani ketenangan Sundarbans,” kata Didarul Absar, pendiri Bangladesh Eco Tours.
Banyak agen perjalanan yang menyediakan tur semalam maupun wisata tanpa menginap ke Sundarbans dari Kolkata. Khulna memiliki opsi yang lebih sedikit, tapi kemungkinan akan meningkat di masa mendatang.
Sebagian besar paket all-in meliputi wisata menggunakan perahu, berjalan melintasi hutan, dan kunjungan pagi hari untuk melihat satwa liar.
Baca Juga : Foto-foto Gereja Ayam, Rumah Doa yang Sebenarnya Bernama Bukit Rhema
Tur ke Sundarbans sangat mengandalkan etika. Ini dilakukan untuk melindungi ekosistem yang rapuh serta memajukan masyarakat setempat. Setiap pengunjung wajib menggunakan jasa agen wisata lokal dan harus menjaga lingkungan: jangan membuang sampah sembarangan, waspada terhadap polusi suara, dan tidak mengganggu binatang yang ada di sana.
Selain Sundarbans, para turis juga dapat mengunjungi objek wisata di sekitar Bangladesh dengan transportasi yang diatur dari Dhaka.
Waktu terbaik berkunjung
Waktu terbaik untuk menjelajahi Sundarbans adalah pada musim dingin yang lebih kering dan sejuk di bulan Oktober-Februari. Setelah Februari, suhu akan memanas.
Para penduduk lokal sendiri kerap mengunjungi Sundarbans antara Juni dan Agustus, ketika hujan monsun menyajikan pemandangan hutan yang indah. Meski begitu, banyak agen perjalanan yang tidak beroperasi di musim ini karena risiko banjir dan angin topan.