Asa Tak Terbatas dalam Mendidik dan Mengembangkan Anak Berkebutuhan Khusus

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 28 Februari 2019 | 10:00 WIB
Dipandu gurunya, Iksal (11) dipandu gurunya melakukan senam pagi. (Ade/National Geographic Indonesia)

Melihat hal ini, PT Pertamina TBBM Bandung Group yang berlokasi tidak jauh dari Sekolah Inklusi Hidayah, ke depannya berencana memberi bantuan berupa bangunan sekolah dan mobil antar-jemput khusus murid ABK. Saat ini, CSR Pertamina sudah menyerahkan alat-alat tulis dan bahan pembelajaran, serta seragam olahraga untuk anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.

Senam pagi dan kegiatan luar rungan rutin dilakukan ABK di sekolah inklusi Hidayah. (Ade/National Geographic Indonesia)

Keinginan untuk membantu ini tidak begitu saja datang. PT Pertamina TBBM Bandung Group sudah terlebih dahulu memiliki program OMABA, Ojek Makanan Balita, yang terfokus pada pengentasan gizi buruk di sana.

Andi Ramadhan, Head Operation PT Pertamina TBBM Bandung Group menceritakan bahwa dalam pelaksanaan OMABA, Andi dan tim melihat adanya usaha tulus Yuli beserta pengajar lainnya dalam memperjuangkan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus di sana. Tanpa ragu, PT Pertamina TBBM Bandung Group akhirnya memutuskan untuk ikut terlibat membantu.

Ia berharap, dengan adanya program Dreamable anak-anak berkebutuhan khusus di Sekolah Inklusi Hidayah nantinya dapat lebih mandiri. 

Baca Juga : Melihat Rumah Adat dan Kain Tenun Khas Kampung Adat Prailiu

Sejalan dengan Andi, Yuli ingin murid-murid ABK di Sekolah Inklusi Hidayah bisa mengenyam pendidikan yang sama, meski berasal dari keluarga yang kurang berada. Yang lebih penting, ia ingin anak-anak ini bisa mengurus dirinya sendiri. “Setidaknya, kalau anggota keluarganya sudah tidak ada, mereka dapat mengurus dirinya sendiri,” kata Yuli.

Tak ada yang lebih membahagiakan bagi Yuli selain melihat anak-anak didiknya bisa melakukan kegiatan sehari-hari, mulai dari yang terkecil seperti makan, membersihkan kotoran, mandi, dan memakai baju sendiri.

“Rasa senangnya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata ketika melihat mereka mulai mandiri secara bertahap,” pungkasnya.