Tiga Teori yang Menyatakan Bahwa Asteroid Oumuamua Bukan Kapal Alien

By National Geographic Indonesia, Senin, 4 Maret 2019 | 09:44 WIB
Oumuamua. (ESO/M. Kornmesser, CC BY-SA)

Nationalgeographic.co.id - Asteroid Oumuamua masih menyimpan misteri hingga kini. Pasalnya, tak banyak yang diketahui tentang objek dari galaksi lain itu. Sejak terlihat pada Oktober 2017 lalu, banyak analisis yang dilakukan pada asteroid ini.

Salah satu yang mendapat perhatian adalah pendapat beberapa astronom yang menyebut Oumuamua adalah kapal alien. Pendapat ini muncul karena perilaku aneh dari asteroid tersebut sulit dijelaskan. Meski begitu, para astronom lain membantah pendapat itu.

Baca Juga : Peristiwa Langit Maret 2019, Planet Sejajar dengan Matahari Hingga Ekuinoks

"Melompat pada kesimpulan bahwa asteroid ini milik alien, saya pikir kita belum menemukan bukti untuk itu," katta Amaya Moro-Martin, astronom Space Telescope Science Institute, Baltimore dikutip dari Science News, Rabu (27/02/2019). 

"Ada penjelasanan alami lainnya yang bisa dieksplorasi (untuk memahami perilaku Oumuamua)," imbuhnya.

Setidaknya ada tiga penjelasan yang mungkin menguraikan perilaku asteroid misterius itu.

1. Fraktal Es yang Mengembang

Salah satu hal yang membuat astronom Shmuel Bialy dan Avi Loeb dari Universitas Harvard percaya Oumuamua adalah kapal alien adalah kecepatan dari asteorid tersebut. Mereka berpkir bahwa ada layar matahari di asteroid tersebut yang membuatnya bisa menggunakan dorongan cahaya bintang untuk bergerak antar-galaksi.

Namun, menurut Moro-Martin, layar matahari bukan satu-satunya cara untuk memanfaatkan tekanan radiasi ini. Struktur halus dan keropos yang menyerupai fraktal, pola geometris yang berulang pada skala yang lebih kecil dan lebih besar, juga dapat didorong oleh cahaya, katanya.

"Secara fisik itu akan menjadi ide yang sama, hanya saja geometrinya akan berbeda," ujarnya.

Baca Juga : Foto-foto Ini Ungkap Jejak Sungai yang Pernah Mengalir di Mars

Partikel debu yang dikumpulkan di stratosfer Bumi dapat memiliki bentuk fraktal yang mengembang seperti ini, kata Moro-Martín. Pendapat ini dipublikasikan dalam Astrophysical Journal Letters pada 22 Februari lalu.