Terlalu Banyak Turis Berdampak pada Lingkungan? Bagaimana Solusinya?

By National Geographic Indonesia, Senin, 4 Maret 2019 | 10:46 WIB
Tingginya jumlah kunjungan harus dibarengi dengan peningkatan perawatan lokasi wisata. (AsianDream/Getty Images)

Di Australia, pantai dengan pasir terputih paling terkenal di dunia yang tercatat di daftar rekor dunia Guinness World–Hyams Beach–telah menolak ribuan pengunjung potensial selama periode Natal dan Tahun Baru. Hal ini karena hanya ada 110 penghuni tetap dan 400 tempat parkir di lokasi tersebut, namun terdapat sekitar 5.000 wisatawan mengunjungi pantai setiap harinya selama musim panas.

Kejadian-kejadian ini telah menggambarkan besarnya tekanan dan ketegangan yang dibawa turis ke banyak bagian dunia, sehingga diperlukan cara-cara yang lebih baik untuk mengatur aktivitas wisata namun tetap mendapatkan keuntungan bagi daerah tujuan wisata.

Langkah ke depan yang lebih berkelanjutan

Jelaslah bahwa sebagian besar orang tidak ingin menghentikan pariwisata. Melainkan mereka menginginkan industri ini agar dapat lebih berkelanjutan. Namun demikian istilah “pariwisata berkelanjutan” telah lama dikritik karena kurang berdampak dan dilihat hanya sebagai upaya untuk mempertahankan pariwisata“, sesungguhnya ada solusi lainnya.

Baca Juga : Mengapa Denim Kebanyakan Berwarna Biru? Berikut Asal Usulnya

Kita dapat mengacu kepada ke-17 tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). SDGs ini telah diratifikasi pada 2015 oleh 193 negara dan akan memandu pembangunan global hingga 2030.

SDGs mewajibkan pemerintah, masyarakat sipil, dan kepentingan bisnis untuk memainkan peran mereka dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan. Selain itu, SDGs memiliki beragam cara untuk terus mempertimbangkan aspek keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan.

SDGs dapat membantu memandu industri pariwisata untuk membuat pilihan yang lebih berkelanjutan. Sebagai contoh, sebuah strategi oleh hotel, kapal pesiar dan restoran untuk membeli sebanyak mungkin produk segar dari petani lokal akan mempersingkat rantai pasokan dan menghemat biaya ataupun risiko lingkungan yang dibutuhkan untuk membawa makanan yang ada (dengan demikian telah berkontribusi pada pencapaian SDG ke-13 yaitu memerangi perubahan iklim). Hal ini juga akan meningkatkan pembangunan ekonomi daerah setempat (menyumbang terhadap pecapaian SDG pertama tentang pengentasan kemiskinan).

Penginapan di Pasifik dapat mengatasi pelecehan seksual yang dilakukan oleh para para tamu terhadap karyawan penginapan untuk menunjukkan bahwa mereka peduli dengan SDG yang ke-8 tentang "pekerjaan yang layak untuk semua” dan SDG ke-5 tentang “memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan”.

Baca Juga : YLKI: Kantong Plastik Berbayar Tak Signifikan Kurangi Penggunaan Kantong Plastik

Untuk tempat-tempat pariwisata yang menjual produk-produk mewah dan pengalaman yang memanjakan, dan karenanya membebani lingkungan alam dan menghasilkan masalah pengelolaan limbah. SDG ke-12 tentang produksi dan konsumsi berkelanjutan dapat mendorong perusahaan untuk menawarkan produk yang lebih berkelanjutan kepada wisatawan sehingga dapat mengurangi pemborosan energi, air, dan makanan.

Upaya untuk mengambil manfaat dari pariwisata sambil mencegah pariwisata yang berlebihan harus tetap memperhatikan SDGs.

Ariza Muthia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

Regina Scheyvens, Professor of Development Studies, Massey University

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.