Bahan Pakaian dari Tentakel Cumi Dapat Mengurangi Polusi Plastik

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 6 Maret 2019 | 08:30 WIB
Bahan pakaian yang terbuat dari protein tentakel cumi-cumi dapat mengurangi pencemaran plastik. (via The Independent)

Nationalgeographic.co.id – Bahan pakaian yang dibuat dari senyawa tentakel cumi-cumi diketahui dapat menggantikan kain saat ini yang kerap menyumbang plastik dalam jumlah besar ke lautan dunia.

Bahan-bahan pakaian sekarang terbuat dari tekstil sintetis seperti poliester. Ia menggantikan kain alami yang berasal dari wol dan kapas karena proses pembuatannya yang lebih mudah dan murah.

Namun, sayangnya, poliester berkontribusi pada triliunan mikroplastik yang memenuhi laut dunia dan membahayakan hewan-hewan di dalamnya.

Baca Juga : Bersih dari HIV, Pria London ini Sudah 18 Bulan Berhenti Mengonsumsi Obat Antiretroviral

Mikroplastik memang berasal dari banyak sumber, tapi sejauh ini, varietas yang paling melimpah adalah serat mikro (mikrofiber). Berasal dari kain sintetis yang luruh setiap kali pakaian dicuci dengan mesin.

Untuk mengatasi masalah ini. Dr Melik Demirel, peneliti dari Pennsylvania State University, telah mengembangkan serat baru dari bahan alami.

“Saat ini, kami sedang mengembangkan serat kain dari protein alami, hasilnya mirip dengan wol atau sutra,” papar Demirel.

“Masalah utama dari serat sintetis adalah mereka tidak bisa beradaptasi dengan siklus alami sehingga sulit terurai. Oleh sebab itu, kita harus menemukan sesuatu yang bekerja sesuai siklus alam. Jawaban logisnya adalah dengan menggunakan ‘blok penyusun’ yang juga sama dengan alam,” tambahnya.

Di antara blok penyusun alami, salah satu yang dapat digunakan adalah protein yang ditemukan pada tentakel cumi-cumi. Itu dapat tumbuh di bakteri yang dimodifikasi secara genetik, kemudian berubah menjadi serat.

Jika bahan pakaian dari senyawa tentakel cumi-cumi ini dicuci, seratnya akan dengan mudah terurai di air. Dengan begitu, ia tidak memberikan pengaruh negatif pada lingkungan.

Baca Juga : Anechoic, Ruangan Terhening di Dunia Ciptaan Microsoft, Seperti Apa?

Dr Demirel mempresentasikan penemuannya ini dalam sebuah panel yang membahas krisis mikroplastik di American Association for the Advancement of Science (AAAS).

Langkah yang ingin dilakukan selanjutnya adalah meningkatkan proses produksi sehingga dapat bersaing dengan tekstil sintetis yang dibuat setiap tahun.