Inilah Cara Merayakan Hari Perempuan Internasional di Berbagai Negara

By Nathania Kinanti, Jumat, 8 Maret 2019 | 15:48 WIB
Hari Perempuan Internasional (jacoblund/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret merupakan hari untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya dan politik  wanita.

Beberapa negara memiliki caranya masing-masing untuk merayakan Hari Perempuan Internasional. Berikut di antaranya:

Berlin

Di kota Berlin, Jerman, Hari Perempuan Internasional resmi menjadi hari libur bersama sejak tahun 2019. Frauentag atau sebutan Hari Perempuan Internasional di Berlin ini resmi menjadi hari libur berkat ajuan oleh parlemen Berlin.

Baca Juga : Mengapa Banyak Anak Muda yang Menjadi Perfeksionis Saat Ini?

Amerika Serikat

Tidak hanya pada Hari Perempuan Internasional, tetapi Amerika Serikat menjadikan bulan Maret sebagai bulan sejarah perempuan. Hal ini berawal ketika Jimmy Carter, presiden Amerika ke-39 mendeklarasikan "Pekan Sejarah National Perempuan" pada 1980.

Sejak saat itu, mulai banyak sekolah-sekolah yang menjadikan satu minggu di awal Maret ini sebagai waktu khusus untuk mencapai kesetaraan di ruang kelas. Dengan dukungan dari gubernur dan dewan kota setempat, pada 1986 perayaan ini berkembang dan 14 wilayah memperpanjang perayaan menjadi berlangsung selama bulan Maret.

Setiap tahunnya, presiden juga akan memberikan pernyataan resmi sebagai bentuk penghargaan atas pencapaian perempuan di Amerika.

Italia

Kalau di Berlin disebut dengan Frauentag, di Italia, Hari Perempuan Internasional disebut dengan La Festa della Donna. Pada Hari Perempuan Internasional, akan ada banyak penjual karangan bunga mimosa kuning di setiap sudut kota Italia. Pemberian bunga ini merupakan bentuk penghargaan seseorang pada perempuan yang ada dalam kehidupannya. Bunga tersebut dianggap sebagai simbol kekuatan dan kepekaan pada perempuan.

Spanyol

Tahun lalu, jutaan wanita pekerjaa di Spanyol merayakan Hari Perempuan Internasional dengan melakukan mogok kerja selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk memprotes kesenjangan upah antargender dan kekerasan atau diskriminasi seksual yang terjadi di tempat kerja.

Unjuk rasa dilakukan di 200 tempat, dan penyelenggara menganjurkan para perempuan yang ikut untuk tidak melakukan pekerjaan rumah atau mengeluarkan uang sedikit pun.

Baca Juga : Jakarta Menjadi Kota dengan Polusi Udara Terburuk di Asia Tenggara

Tiongkok

Hari Perempuan Internasional sudah menjadi hari libur nasional di Tiongkok sejak 1949. Pada hari ini, para pegawai perempuan diperbolehkan kerja setengah hari agar bisa merayakan Hari Perempuan Internasional.

Hampir mirip dengan Italia, di Tiongkok, perayaan tersebut digunakan untuk memberikan hadiah kepada perempuan yang dikasihi. Uniknya, Tiongkok tak hanya merayakan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional tetapi mereka juga merayakan "Girl's day".

Girl's day ini dirayakan pada 7 Maret sebagai bentuk apresiasi kepada perempuan Tiongkok yang lebih muda yang masih bersekolah atau kuliah.