Kisah Tak Terperi Para Kuli Hindia Belanda

By Mahandis Yoanata Thamrin, Selasa, 12 Maret 2019 | 08:00 WIB
Suatu fragmen dari beberapa panil relief porselen karya J.C. Schultsz buatan (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)

Banyak tuan kebun menggaji kulinya sebagian dengan uang buatan sendiri berupa kertas bon. Lebih lagi, pernah terjadi seorang majikan menggunting kaleng biskuit menjadi keping-keping bulat pipih, menuliskan angka-angka di atasnya, dan membayarkannya kepada para kuli Cina. Tentu saja, mata uang kertas bon dan kepingan kaleng biskuit tadi hanya dapat dibelanjakan di kedai perkebunan.

Sebuah adegan dalam panil porselen HVA yang menggambarkan kesibukan kuli di perkebunan sawit. (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)

Kantor N.V. Deli Maatschappij di Medan telah beroperasi di sektor perkebunan tembakau sejak akhir abad ke-19. (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)