Mengapa Serangan Jantung Kini Sering Terjadi Pada Anak Muda?

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 15 Maret 2019 | 09:00 WIB
Ilustrasi penyakit jantung. (Stevanovicigor/Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id – Jumlah serangan jantung yang terjadi di Amerika Serikat mengalami penurunan. Namun, hasil ini tidak meliputi semua kelompok umur. Menurut sebuah studi terbaru, kasus serangan jantung justru meningkat pada orang-orang lebih muda, yakni mereka yang berusia 20 dan 30-an.

Lebih lanjut, meski usia ini relatif muda, tapi serangan jantung yang terjadi memiberikan dampak buruk seperti yang dialami orang-orang tua–termasuk kematian.

“Ada masa di mana sangat jarang menemukan serangan jantung pada usia di bawah 40 tahun. Namun, saat ini, yang sering terjadi justru pada mereka yang berada di pertengahan 20 atau 30 tahun,” papar Dr. Ron Blankstein, pemimpin penelitian sekaligus ahli kardiologi dari Brigham and Women’s Hospital Boston.

“Dari apa yang terlihat saat ini, sepertinya kita bergerak ke arah yang salah,” imbuhnya.

Baca Juga : Tidak Imunisasi, di Italia Anak-anak Tidak Diperbolehkan Masuk Sekolah

Dalam studi yang dipresentasikan pada acara tahunan American College of Cardiology ini, para peneliti melihat data dari sekitar 2.100 pasien serangan jantung berusia 50 tahun dan lebih muda di beberapa rumah sakit besar antara tahun 2000 hingga 2016.

Secara keseluruhan, hasilnya menunjukkan, satu dari lima pasien yang mengalami serangan jantung berusia di bawah 40 tahun. Namun, kondisi ini semakin parah. Dalam sepuluh tahun studi tersebut, jumlah pasien lebih muda meningkat 2% setiap tahunnya.

Sebagai tambahan, mereka juga cenderung meninggal setelah mengalami serangan jantung–persis seperti yang terjadi pada orang-orang berusia 41-50 tahun. Artinya, umur tidak berpengaruh untuk melindungi kita dari serangan jantung.

“Bahkan jika belum berusia 30 tahun, setelah terkena serangan jantung Anda berisiko mengalami lebih banyak kejadian terkait kardiovaskular. Risikonya pun sama dengan orang-orang yang lebih tua,” kata Blankstein.

Kedua kelompok usia yang dipelajari dalam studi ini memiliki tingkat faktor risiko penyebab penyakit jantung yang sama, meliputi diabetes, tekanan darah tinggi, merokok, dan riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung.

Namun, jika dibandingkan dengan mereka yang berusia 41-50, orang-orang lebih muda dilaporkan mengonsumsi narkoba, termasuk ganja dan kokain. Temuan ini menunjukkan bawa penggunaan narkoba dapat berkontribusi pada tren serangan jantung di kalangan dewasa muda.

Pasien yang lebih muda juga diketahui lebih sedikit menenggak aspirin dan statin setelah mengalami serangan jantung. Ada kemungkinan para dokter kurang merekomendasikan obat-obatan ini pada pasien muda karena usia mereka.