Nationalgeographic.co.id - Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengalami perkembangan. Tidak terkecuali dalam dunia kedokteran. Sebuah temuan—dalam bentuk lem—mampu menutup lubang pada jantung, tulang rawan, hati, hingga pembuluh darah yang masih dalam kondisi bersimbah darah.
Mengapa lem? Ilmuwan terinspirasi oleh seekor siput. Ya, siput yang dapat dengan mudah kita temui di mana-mana.
Sebelum Anda bingung, perlu diketahui bahwa lem dengan kualitas medis memang sudah ada dan digunakan untuk memperbaiki jaringan tubuh. Namun, lem tersebut masih memiliki banyak kekurangan, termasuk mudah robek, kurang lengket, beracun bagi sel, dan sulit digunakan pada permukaan yang basah.
Baca Juga : Perusahaan Ini Ubah Sampah Plastik Jadi BBM, Bagaimana Caranya?
Atas dasar inilah, Jianyu Li, seorang peneliti dari Harvard University, dan tim peneliti terdorong untuk menciptakan lem medis yang lebih kuat, fleksibel, tidak beracun, dan dapat diaplikasikan pada permukaan yang basah.
“Intinya, kami menyelesaikan semua masalah yang ada pada lem sebelumnya,” ucap Li kepada The Guardian.
Dipublikasikan dalam jurnal Science, Li dan tim mengungkapkan ide tersebut muncul setelah mereka mengamati bagaimana seekor siput Eropa, Arion subfuscus mempertahankan dirinya dari predator dengan menggunakan lendir yang terdiri dari protein bermuatan positif.
Untuk meniru lendir siput tadi, para peneliti mencampurkan polimer bermuatan positif dengan hydrogel berbahan dasar air. Polimer berfungsi untuk menciptakan ikatan dengan hydrogel dan jaringan biologis yang akan dilem. Hydrogel juga menambahkan fleksibilitas lem, yang berdampak pada ketahan lem terhadap keretakan.
Dibantu dengan senyawa lain yang dapat membantu proses pengikatan, para peneliti menemukan bahwa lem tidak hanya melekat pada kulit, tetapi juga pada tulang rawan, jantung, pembuluh darah, dan hati yang masih bekerja dan bersimbah darah. Lem tersebut bahkan bisa melar hingga 14 kali ukuran aslinya sebelum berhenti bekerja.
Baca Juga : Mengapa Koloni 1,5 Juta Penguin Ini Tidak Terdeteksi Selama Ribuan Tahun?
Dalam bentuk injeksi, lem juga dapat digunakan untuk menutup lubang pada jantung babi dan menghentikan pendarah pada tikus. Walaupun jantung terus berdetak, lem mampu bertahan hingga puluhan ribu siklus detak jantung tanpa menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Lem temuan Li dan kolega juga lebih kuat daripada lem medis generasi sebelumnya, walaupun tidak secara langsung dan membutuhkan waktu untuk membangun ikatan. Karakteristik ini, menurut para peneliti, akan membantu ahli bedah ketika meletakkan dan mengatur posisi jaringan.
Sayangnya, lem Li dan kolega tidak akan bisa langsung digunakan di dunia nyata tanpa pengujian lebih lanjut. David Mooney, penulis penelitian, mengatakan bahwa perkiraan waktu mereka adalah sekitar beberapa tahun. Meski begitu, inovasi ini dapat menjadi awal dari perkembangan lem medis.
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR