Perang Dunia Kedua dan Takdir 'Sophie Rickmers' di Ujung Sumatra

By Mahandis Yoanata Thamrin, Kamis, 16 Mei 2019 | 15:25 WIB
Geladak kapal uap Sophie Rickmers. Kapal kargo berbendera Jerman ini ditinggelamkan oleh awaknya di perairan Pulau Weh. (Ahmad Surya Ramadhan)

National Socialistische Beweging atau partai politik nasional sosialis, dikenal juga dengan Nazi-Belanda. Bijkerk menceritakan kisah yang terjadi pada 10 Mei 1940 di Hindia Belanda sebagai akibat invasi Jerman ke Negeri Belanda pada awal Perang Dunia Kedua. “Awak kapal Sophie Rickmers yang mengangkut bahan peledak dan berlabuh di Sabang telah meloloskan diri sebelum tentara Belanda sempat naik,”ungkapnya, “Ini merupakan pengecualian satu-satunya.”

Tangga geladak kapal uap Sophie Rickmers. Foto pada 3 Agustus 2013. (Ahmad Surya Ramadhan)
 

Lubang palka kapal uap Sophie Rickmers. Foto pada 3 Agustus 2013. (Ahmad Surya Ramadhan)
 
 

Kapal uap Sophie Rickmers membuang sauhnya di Teluk Pria Laot, Pulau Weh Sumatra. Panjang badannya mencapai 134 meter dengan bobot kotor sekitar 7.000 ton, berasal dari galangan kapal Bremerhaven di Jerman. Sophie mulai berdinas sejak Oktober 1920.

Namun, sebelum militer Belanda menemukan kapal itu, para awak teknisi Sophie secara diam-diam menenggelamkan kapal mereka.

Aksi terakhir awak Sophie membuat kapal kargo tersebut menjadi satu-satunya dari 19 kapal Jerman yang tak diakuisisi Hindia Belanda. Setahun setelah peristiwa perampasan, 18 kapal Jerman berubah rupa menjadi kapal berbendera Hindia Belanda yang bertugas memburu U-Boot—kapal selam Jerman yang disegani.