Bendera Kuning Sebagai Simbol Kematian, Bagaimana Sejarahnya?

By National Geographic Indonesia, Rabu, 24 April 2019 | 17:59 WIB
Ilustrasi bendera kuning. (Photitos2016/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Warna hitam sering dikaitkan dengan suasana duka atau kematian. Di beberapa negara, pakaian hitam biasa dikenakan saat menghadiri pemakaman. Warna gelap tersebut seolah-olah menggambarkan kesedihan dan kemuraman setelah ditinggal orang terkasih. 

Namun, selain hitam, di beberapa wilayah Indonesia, kuning juga menjadi warna kematian. Disimbolkan melalui bendera-bendera yang dipasang di sekitar rumah duka. Bagaimana awal mulanya?

Baca Juga : Kesaksian Semesta Karena Ulah Gelegar Tambora

Dilansir dari intisari.grid.id, pemilihan kuning sebagai warna kematian ini ternyata bermula dari zaman kolonialisme Belanda. Awalnya, dikenal bendera persegi panjang polos berwarna kuning dengan simbol huruf Q.

Bendera kuning ini merupakan penanda bagi para penderita sebuah wabah mematikan yang wajib dikarantina. Oleh sebab itu, simbolnya adalah Q, berasal dari kata "quarantine".

Baca Juga : Kesaksian Perwira VOC Ketika Prahara 1740 di Tangerang

 

Konon, di zaman itu, saking mematikannya, wabah tersebut cepat menular dan memakan banyak korban meninggal. Banyak bendera kuning lalu terlihat di setiap kematian.

Hingga saat ini, kebiasaan itu masih dilakukan, meskipun sudah tidak ada wabah. Dan bendera kuning pada akhirnya identik dengan kematian dan digunakan untuk menandai kematian seseorang.