Pada karya-karya I Nyoman Masriadi, S. Teddy D., Agus Suwage dan Tisna Sanjaya, teks dan visual populer muncul dalam gaya satir yang mengandung komentar kritis seputar peristiwa dan fenomena sosial. Perupa FX Harsono dan Krisna Murti menggunakan visual dari media massa (seperti iklan dan berita) untuk memaknai kembali situasi politis dan sosial pada masa itu. Sedangkan Heri Dono menginterpretasikan ulang visual tradisional untuk membahas isu sosial dan relasi kekuasaan dalam panggung politik nasional.
Baca Juga : Blanko Merah yang Menautkan Kisah Batik Tiga Negeri Di Pulau Jawa
Para perupa ini memberi pandangan yang ekstensif tentang masyarakat Indonesia dan keadaan sekitar mereka pada periode tersebut, dengan karakter artistik yang dipengaruhi oleh sirkulasi informasi di media massa, kultur pop global dan kosakata visual lokal di fase baru dalam demokrasi Indonesia.
"Dalam pameran ini, Dunia dalam Berita diinterpretasi ulang sebagai cara-cara para perupa melihat dunia lewat pemberitaan dan media massa, dan MACAN dengan bangga menampilkan karya-karya para perupa yang, melalui berbagai cara, memengaruhi cara publik memandang seni," pungkas Aaron.