Nationalgeographic.co.id - Bagi Anda pencinta kain tenun ulos, rasanya Anda wajib datang ke pameran ulos yang diadakan di Museum Tekstil Jakarta pada tanggal 20 September sampai 7 Oktober 2018 ini. Kain tenun ulos tertua juga ditampilkan dalam pameran ini.
Dalam pameran ini, Anda bisa melihat beragam koleksi kain tenun ulos yang merupakan koleksi pribadi milik Devi Pandjaitan dan Kerri Na Basaria. Pameran produk budaya ini mengusung tema "Ulos, Hangoluan, dan Tondi".
"Hangoluan yang berarti Kehidupan dan Tondi berarti Jiwa. Hal ini berarti kain ulos merupakan gambaran kehidupan dan jiwa masyarakat Batak," ucap Devi Pandjaitan dikutip dari Kompas.com pada Senin (24/9/2018).
Baca Juga : Ilmuwan Temukan Empat Tipe Kepribadian Baru, Anda Termasuk yang Mana?
Pameran yang terbuka untuk umum ini juga menargetkan anak-anak muda. Salah satu cara yang digunakan untuk menarik minat kaum muda, pihak penyelenggara berkolaborasi dengan Mita Lukardi, seorang desainer interior muda Indonesia.
Kolaborasi ini melahirkan instalasi dekor yang turut bertutur secara lengkap dan runut mengenai tahapan kehidupan.
"Salah satu instalasi modern yang ada di pameran adalah motif ulos yang tertuang di anyaman rotan sepanjang 25 meter," ucap Devi.
Turut hadir dalam pameran ini, Menteri Pariwisata, Arief Yahya juga mengatakan bahwa ulos adalah kebanggaan bangsa Indonesia.
Baca Juga : Aktif Menggunakan Media Sosial, Gangguan Tidur Mengintai Remaja
“Ulos, tidak hanya menyimpan tradisi Batak yang kental dan sarat makna. Ulos juga disebut sebagai representasi dari semesta alam. Di masa lampau, perempuan-perempuan Batak bangga menenun, memakai, dan mewariskannya kepada keluarga sebagai suatu pusaka,” ucap Arief.
Kain ulos sendiri tidak mudah jelek akibat panas, dan tidak mudah lapuk karena hujan. Keistimewaan lainnya adalah terletak pada fakta bahwa ulos menjadi salah satu peradaban tertua di Asia.
Tujuan diadakannya pameran ini adalah untuk melestarikan budaya dan juga menanamkan rasa cinta terhadap kain tenun ulos kepada generasi muda.
Rahasia Mengontrol Populasi Nyamuk: Aedes aegypti Jantan Tuli Tidak Bisa Kawin!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR