Hagia Sophia, Wajah Harmoni Peradaban Umat Manusia dalam Budaya Turki

By Didi Kaspi Kasim, Jumat, 3 Mei 2019 | 15:48 WIB
Turki menyimpan kemegahan produk peradaban manusia yang menunjukkan harmoni umat manusia sepanjang masa. (Didi Kasim/National Geographic Indonesia )

Saya menyapukan pandangan ke seluruh bentuk fisik bangunan yang ada di hadapan mata. Sebelum melangkahkan kaki ke bagian dalam Hagia Sophia, saya ingin menikmati kemegahan rupa depan dari bangunan bersejarah dalam peradaban umat manusia itu.

Saat memanjakan mata dengan eksterior Hagia Sophia, saya menurunkan telepon genggam saya yang telah menjalankan fungsinya untuk merekam segala obyek di depan mata. Fitur kameranya sengaja dibiarkan menyala. Sebab, saya tak ingin ketinggalan momen.

Begitu kaki melangkah ke bagian dalam Hagia Sophia, saya tambah berdecak kagum. Bangunan ini kaya dengan ornamen-ornamen interior Katedral Ortodoks era 537 M. Buat para pejalan destinasi kerap menorehkan memori khusus dalam benak. Bagi saya Hagia Sophia telah menggoreskan kesan yang teramat mendalam.

Baca Juga : Kisah Jelajahi Emas Putih yang Tersembunyi di Pucuk Ketinggian Turki

Pada masa Konstantinopel (sekitar tahun 1200-an) bagunan ini sempat berubah menjadi Katedral Katollik Roma. Lalu, berubah peran menjadi masjid pada kekuasaan Kesultanan Utsmani. Sejak 1935 hingga kini, Pemerintah Turki menjadikan Hagia Sophia sebagai museum.

bagian dalam dari Hagia Sophia, salah satu destinasi andalan Turki. Sejak 1935 hingga kini, Pemerintah Turki menjadikan Hagia Sophia sebagai museum. (Didi Kasim/National Geographic Indonesia )

Kubah megahnya menjadi tonggak sejarah arsitektur dunia, bangunan ini terus menunjukkan keanggunan dan kesuciannya pada masa yang telah ia lewati. Di dalam satu kubah inilah kita dapat merasakan dan mempelajari dua kebudayaan yang melekat pada bangsa Turki hari ini, budaya yang di turun temurunkan sejak era Ottoman dan juga Byzantium. Ornamen gereja pada satu sisinya, dan ornamen lain yang berbentuk kaligrafi kental bernapaskan Islam.

Beberapa retakan dinding terlihat di berbagai sudut, menambah kental bagaimana bangunan ini terus bertahan menerima serbuan manusia yang ingin menikmatinya selama ribuan tahun. Dalam rangka tantangan Never Affraid to Explore Samsung Galaxy S10 kami menguji ketangguhan gawai ini. Warna-warni keramik, ornament dinding, temaram lorong yang membawa kami mengelilingi bangunan ini menjadi laboratorium uji kami untuk Galaxy s10.

Baca Juga : Arkeologi Bawah Air: Gereja Kuno Ditemukan Terendam di Danau Turki

Mengabadikan bukti peradaban umat manusia dengan beragam kondisi di Turki. (Didi Kasim/National Geographic Indonesia)

Warna-warna hiasan dinding dengan suasana temaram mampu ditangkap oleh gawai ini dengan sempurna, volume gambar tetap jelas terlihat antara latar muka dan belakang, tetap menunjukkan kedalaman ruang yang tertangkap lensa kamera utamanya yang dibekali 2 bukaan lensa, yaitu f/1.5 dan f/2.4.

Kepintaran gawai ini terlihat bagaimana gambar halus terekam, gawai ini mengatur sendiri pengaturan mode atau teknis pengambilan gambar walau dalam kondisi ruang yang minim cahaya. Fitur kamera yang memiliki kemampuan ultra wide membuat Samsung Galaxy S10 menjadi teman yang sempurna menikmati keindahan arsitektur Hagia Sophia.