Studi Terbaru Ungkap Kondisi Bulan yang Menyusut dan 'Gemetar'

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 14 Mei 2019 | 15:13 WIB
Ilustrasi bulan. (photofxs68/Getty Images/iStockphoto)

“Analisis kami membuktikan bahwa patahan masih aktif sehingga terus menciptakan gempa saat Bulan mendingin dan menyusut,” kata Thomas Watters, ilmuwan senior dari Center for Earth and Planetary Studies di Smithsonian's National Air and Space Museum.

“Beberapa gempa ini sangat kuat, sekitar 5 skala Richter,” imbuhnya.

Sementara itu, sebagian gempa juga terjadi pada titik terjauh bulan dari Bumi. Menunjukkan bahwa tekanan pasang surut gravitasi Bumi dapat berkontribusi pada tekanan kerak Bulan.

Baca Juga : Bagaimana Astronaut Menjalankan Puasa dan Salat di Luar Angkasa?

Para peneliti mencatat bukti lain dari foto yang dihasilkan orbiter: yakni tanah longsor dan batu-batu besar di dasar bercak yang terang. Menandakan adanya aktivitas terbaru.

Seiring berjalannya waktu, permukaan bulan menjadi gelap karena pelapukan dan radiasi. Dengan begitu bintik-bintik cerah adalah area di mana terdapat aktivitas baru yang mengekspos wilayah pada permukaan bulan.

“Menurut saya, penemuan ini menekankan bahwa kita perlu kembali ke Bulan. Kami belajar banyak dari misi Apollo, tapi mereka hanya ‘menggaruk’ permukaannya saja. Dengan jaringan seismometer modern yang lebih besar, kita bisa membuat langkah baru mengenai pemahaman kita tentang geologi bulan. Memberikan hal yang sangat menjanjikan untuk sains dan misi masa depan ke bulan," papar Nicholas Schmerr asisten profesor geologi dari University of Maryland yang juga terlibat dalam penelitian.