Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan telah menemukan batu tertua dari Bumi--digali bersama sampel bulan yang dikumpulkan oleh astronot Apollo 14, hampir 50 tahun lalu.
Namun, ada yang aneh dari penemuan ini. Bagaimana bisa batu dari Bumi berakhir di Bulan?
Baca Juga : Penampakan Pertama dari Hotel Luar Angkasa yang Akan Diluncurkan Pada 2021
Menurut para peneliti, kemungkinan ada hantaman besar sekitar empat miliar tahun lalu yang membuat batu tersebut terlempar dari Bumi dan kemudian mendarat di permukaan Bulan. Ia tercampur dengan material lainnya di sana hingga manusia kemudian membawanya kembali ke Bumi tanpa sengaja.
"Ini adalah penemuan luar biasa yang membantu memberikan gambaran yang lebih baik mengenai Bumi di masa lalu, serta hantaman-hantaman yang mengubah planet kita di awal kehidupannya," papar Dr David Kring, Kepala Investigator Center for Lunar Science and Exploration (CLSE).
Untuk mendapat hasil tersebut, sekelompok peneliti CLSE mengembangkan teknik yang mampu menganalisis material yang dikumpulkan dari Bulan. Mereka menemukan pecahan batu berukuran 2 gram yang terdiri dari kuarsa, zirkon, dan feldspar--bahan-bahan yang biasanya ditemukan di Bumi, bukan Bulan.
Berdasarkan analisis kimia, pecahan batu tersebut juga lebih cocok dalam lingkungan teroksidasi seperti Bumi.
Menurut peneliti, kemungkinan ia mengkristal sekitar 20 kilometer (12 mil) di bawah permukaan bumi. Tabrakan besar kemudian membuatnya 'tercabut' dari Bumi dan terlempar ke Bulan.
Baca Juga : Miliaran Bintang di Luar Angkasa Berubah Menjadi Bola Kristal Raksasa
Di masa lalu, posisi Bulan memang lebih dekat dengan Bumi--lebih dari setengah jaraknya saat ini. Ketika batu dari Bumi akhirnya mendarat di sana, peristiwa tabrakan selanjutnya melelehkan dan menguburnya di bawah permukaan Bulan.
Namun, peristiwa lainnya yang terjadi sekitar 26 juta tahun lalu, ketika asteroid menghantam Bulan dan membentuk kawah dengan diameter seluas 340 meter, membawa batu dari Bumi tersebut kembali ke permukaan.
Astronaut Apollo 14 kemudian mengambilnya 48 tahun lalu dan baru sekarang asal usul batu tersebut dipublikasikan.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR