Mengapa Sangat Sulit Menghitung Jumlah Spesies yang Ada di Bumi?

By National Geographic Indonesia, Selasa, 21 Mei 2019 | 10:37 WIB
Ilustrasi spesies di Bumi. (JackF/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Anda mungkin berpikir pertanyaan ini hanya berupa bagian sederhana dari perhitungan biologis–berapa banyak spesies berbeda yang membentuk kehidupan di Bumi?

Namun jawabannya mungkin sedikit mengejutkan.

Sederhananya, kita tidak tahu.

Kita dapat mengetahui secara lebih akurat jumlah buku di Perpustakaan Kongres AS daripada jutaan dan miliaran (dan seterusnya) spesies yang hidup di planet kita, tulis ahli ekologi kelahiran Australia Robert May.

Baca Juga: Kabar Baik, Ilmuwan Ciptakan Plastik yang Bisa Didaur Ulang Berkali-kali

Perkiraan untuk jumlah spesies di Bumi saat ini berkisar antara 5,3 juta dan 1 triliun .

Perkiraan tersebut memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat besar. Ini seperti mendapatkan laporan bank yang mengatakan Anda memiliki simpanan antara Rp70.000 dan Rp14,5 miliar di rekening Anda.

Mengapa kita tidak tahu jawaban pertanyaan mendasar ini?

Sangat sulit untuk menghitung kehidupan

Salah satu bagian dari masalah ini adalah kita tidak bisa begitu saja menghitung jumlah bentuk kehidupan. Banyak yang hidup di habitat yang tidak dapat diakses (seperti laut dalam), terlalu kecil untuk dilihat, sulit ditemukan, atau hidup di dalam makhluk hidup lainnya.

Spesies baru ditemukan di hampir setiap penyelaman, kata David Attenborough.

Jadi, alih-alih menghitung, para ilmuwan mencoba memperkirakan jumlah total spesies dengan mencari pola keanekaragaman hayati.

Pada awal 1980-an, ahli entomologi terkenal asal Amerika Terry Erwin memperkirakan serangga jumlah spesies di Bumi dengan menyemprotkan pestisida ke kanopi pohon-pohon hutan hujan tropis di Panama. Setidaknya 1.200 spesies kumbang jatuh ke tanah. Dari jumlah itu, 163 hidup hanya pada satu spesies pohon tertentu.

Dengan asumsi bahwa setiap spesies pohon memiliki jumlah kumbang yang serupa, dan mengingat bahwa kumbang membentuk sekitar 40% dari serangga (kelompok hewan terbesar), Erwin sampai pada perkiraan kontroversial, yakni ada 30 juta spesies di Bumi.

Banyak ilmuwan meyakini angka 30 juta itu terlalu besar. Perkiraan kemudian mencapai angka di bawah 10 juta.

Pada 2011, para ilmuwan menggunakan teknik berdasarkan pola dalam jumlah spesies di setiap tingkat klasifikasi biologis untuk sampai pada prediksi yang jauh lebih rendah, yakni sektar 8,7 juta spesies.

Semua makhluk, yang besar dan sangat kecil

Tapi sebagian besar perkiraan keanekaragaman hayati global mengabaikan mikroorganisme seperti bakteri karena banyak dari organisme ini hanya dapat diidentifikasi hingga tingkat spesies dengan mengurutkan DNA mereka.

Akibatnya keragaman mikroorganisme yang sebenarnya mungkin telah diperkirakan terlalu sedikit.

Setelah menyusun dan menganalisis basis data pengurutan DNA dari lima juta spesies mikroba dari 35.000 situs di seluruh dunia, para peneliti menyimpulkan bahwa secara mengejutkan, ada satu triliun spesies di Bumi. Jumlah tersebut jauh lebih banyak daripada estimasi jumlah bintang di galaksi Bima Sakti.

Akan tetapi, seperti perkiraan sebelumnya, angka ini bergantung pada pola keanekaragaman hayati, dan tidak semua orang setuju bahwa hal tersebut harus diterapkan pada mikroorganisme.

Bukan hanya mikroorganisme yang diabaikan dalam perkiraan keanekaragaman hayati global. Kita juga mengabaikan banyak bentuk kehidupan yang hidup di dalam bentuk kehidupan lainnya.

Sebagian besar–dan mungkin semua–spesies serangga adalah korban setidaknya satu atau lebih spesies tawon parasit . Spesies ini bertelur di dalam atau pada spesies inang (mirip film Aliens, jika alien memiliki sayap). Peneliti berpendapat bahwa kelompok serangga yang mengandung tawon parasit ini mungkin merupakan kelompok hewan terbesar di planet ini.

Tawon parasit menemukan inang untuk anak kecilnya.

Apakah yang kita dimaksud dengan spesies?

Masalah yang lebih mendasar pada penghitungan spesies bermuara pada problem yang agak filosofis: ahli biologi belum sepakat tentang arti sebenarnya dari istilah “spesies”.

Konsep spesies biologis yang terkenal menyatakan bahwa dua organisme tergabung dalam spesies yang sama jika mereka dapat kawin silang dan menghasilkan keturunan yang subur. Tetapi karena konsep ini bergantung pada perkawinan, hal ini tidak dapat digunakan untuk mendefinisikan spesies organisme aseksual seperti banyak mikroorganisme serta beberapa reptil, burung, dan ikan.

Konsep ini juga mengabaikan fakta bahwa banyak makhluk hidup yang kita anggap spesies terpisah dapat dan melakukan kawin silang. Misalnya, anjing, anjing hutan, dan serigala mudah kawin, namun biasanya dianggap menjadi spesies yang terpisah.

Definisi lain untuk spesies yang juga populer bergantung pada kemiripan individu dengan lainnya (jika terlihat seperti bebek, itu adalah bebek), sejarah evolusi bersama, atau persyaratan ekologis yang sama.

Namun tidak satu pun dari definisi ini yang sepenuhnya memuaskan, dan tidak ada yang berlaku untuk semua bentuk kehidupan.

Ada setidaknya 50 definisi spesies yang berbeda untuk dipilih . Apakah seorang ilmuwan memilih untuk menunjuk bentuk kehidupan yang baru ditemukan sebagai spesies baru atau tidak bermuara pada paham filosofis mereka akan sifat suatu spesies.

Akibat dari kehilangan spesies

Ketidaktahuan kita akan keanekaragaman hayati sesungguhnya di planet kita memiliki konsekuensi nyata. Setiap spesies adalah potensi harta karun solusi untuk masalah termasuk obat untuk penyakit, inspirasi untuk teknologi baru, sumber bahan, dan penyedia layanan ekosistem utama yang baru.

Meski demikian, kita hidup di zaman kepunahan massal dengan laporan penurunan serangga yang mengancam, depopulasi skala luas dari lautan kita dan hilangnya lebih dari 50% satwa liar dalam rentang hidup seorang manusia.

Tingkat hilangnya keanekaragaman hayati kita saat ini berarti kita hampir pasti akan kehilangan spesies lebih cepat daripada kemampuan kita menamai mereka. Ibaratnya, kita secara efektif membakar perpustakaan tanpa mengetahui nama atau isi buku yang hilang.

Jadi, sementara perkiraan kita tentang jumlah spesies di planet ini tetap sangat tidak tepat, satu hal yang kita tahu adalah bahwa kita mungkin telah menamai dan menjelaskan hanya sebagian kecil dari makhluk hidup.

Baca Juga: Belajar dari Afrika, Memakan Serangga Bisa Membantu Melawan Kelaparan

Spesies baru muncul setiap saat, dengan kecepatan sekitar 18.000 spesies setiap tahun. Misalnya, para peneliti di Los Angeles menemukan 30 spesies baru dari lalat yang hidup di taman kota, sementara para peneliti lain (juga di AS) menemukan lebih dari 1.400 spesies bakteri baru tinggal di pusar para mahasiswa.

Bahkan jika kita mengambil perkiraan yang lebih konservatif, yakni 8,7 juta spesies kehidupan di Bumi, maka kita hanya menjelaskan dan memberi nama sekitar 25% bentuk kehidupan di planet ini. Jika angka 1 triliun itu benar, maka kita telah melakukan pekerjaan yang sangat buruk, dengan 99,99% spesies masih menunggu deskripsi.

Jelas bahwa planet kita benar-benar penuh dengan kehidupan, bahkan jika kita belum bisa menentukan angka yang tepat untuk jumlahnya. Pertanyaannya sekarang adalah berapa banyak keanekaragaman, yang menakjubkan ini, yang kita pilih untuk diselamatkan.

Las Asimi Lumban Gaol menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

Penulis: Tanya Latty, Senior Lecturer, School of Life and Environmental Sciences, University of Sydney dan Timothy Lee, Associate Lecturer in Life and Environmental Sciences, University of Sydney

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.