Nationalgeographic.co.id – PBB akhirnya merilis IPBES Global Assessment yang mengekspos keadaan mengerikan dari keanekaragaman hayati global pada 2019.
Laporan tersebut menyatakan, akan ada sekitar satu juta spesies tanaman dan hewan di Bumi yang terancam punah dalam beberapa dekade mendatang jika tidak ada perubahan. Dan aktivitas manusia lah yang sepenuhnya disalahkan.
Hasil penemuan juga mengungkap bahwa saat ini kita sedang menyaksikan kepunahan massal keenam. Tidak seperti kepunahan sebelumnya yang dipicu oleh kejadian luar biasa seperti letusan gunung berapi atau objek luar angkasa, kini bencana tersebut disebabkan oleh manusia sendiri.
Baca Juga : Setelah Plastik, Radioaktif Sisa Nuklir Perang Dingin Ditemukan Pada Hewan Laut Dalam
Lima faktor utama penyebab kepunahan yang dipaparkan dalam laporan tersebut meliputi:
Hasil studi juga menyoroti fakta bahwa emisi gas rumah kaca telah meningkat dua kali lipat sejak 1980, menyebabkan kenaikan suhu global rata-rata sebanyak 0.7°C atau lebih.
"Kesehatan ekosistem tempat kita dan semua spesies lain bergantung, memburuk lebih cepat dari sebelumnya. Kita sudah merusak fondasi ekonomi, mata pencaharian, keamanan pangan, kesehatan, dan kualitas hidup di seluruh dunia,” kata Sir Robert Watson, Ketua IPBES.
Berdasarkan laporan ini, kelimpahan spesies asli di berbagai wilayah daratan telah menurun sebanyak 20% sejak 1900. Lebih dari 680 spesies vertebrata telah punah sejak 1500-an, dan pada 2016, 9% hewan yang dibiakkan untuk sektor pertanian dan bahan baku makanan sudah mati.
Lebih lanjut, sepertiga mamalia laut dan 33% terumbu karang terancam punah. Begitu pula dengan 10% spesies serangga di Bumi.
Sementara itu, kondisi amfibi bahkan lebih menyedihkan: lebih dari 40% spesiesnya sangat terancam.
Tanpa upaya intens untuk mengurangi hilangnya keanekaragaman hayati, tingkat kepunahan akan terus meningkat—setidaknya puluhan hingga ratusan kali lebih tinggi dari 10 juta tahun terakhir.
Baca Juga : Sejak Abad ke-20, Manusia Berperan Pada Kondisi Kekeringan di Bumi
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR