Bom Molotov Digunakan dalam Unjuk Rasa, Yuk Kita Ketahui Sejarahnya

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 22 Mei 2019 | 12:50 WIB
Ilustrasi Bom Molotov (Zephyr18)

Massa melakukan perlawanan ke arah petugas di depan kantor Bawaslu di kawasan Thamrin, Jakarta, Selasa (21/5/2019). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Pada musim dingin 1939, setelah menguasai Polandia, Soviet menginvasi Finlandia. Namun, ketika berita serangan mulai muncul, Menteri Luar Negeri Soviet, Vyacheslav Molotov, membantahnya. Ia mengatakan bahwa Soviet hanya mengirimkan makanan dan minuman ke Finlandia, padahal mereka menjatuhi bom ke negara tersebut. 

Warga Finlandia yang tidak terima kemudian mencoba melawan. Mengikuti istilah yang digunakan menteri Molotov, mereka menyebut bahan peledak yang dilemparkan ke arah pasukan Soviet dengan nama "bom Molotov".

Baca Juga: Pantai-pantai di Jepang Dipenuhi Sisa-sisa Ledakan Bom Hiroshima

Perusahaan minuman keras di Finlandia, The Finnish Alko, memproduksi 450.000 bom Molotov selama perang. Senjata tersebut terbukti berperan dalam menahan laju serangan Soviet ke ibu kota Finlandia.

Penggunaan bom Molotov pun kemudian berkembang ke negara-negara tetangga. Saat muncul isu Nazi akan menyerang Inggris, petugas kerajaan pun dilengkapi dengan bom Molotov sebagai bentuk pertahanan.

Kini, bertahun-tahun setelah Perang Dunia II, bom Molotov masih digunakan beberapa pihak untuk menyerang mereka yang dianggap musuh.