Bahkan, rute dari Bandung menuju Banda Aceh juga ada yang transit sampai 3 kali menggunakan Garuda Indonesia, yakni dari Bandung transit ke Bali, kemudian transit lagi di Lombok, transit di Jakarta, baru dari Jakarta ke Banda Aceh. Untuk rute ini, harga tiketnya Rp 18,5 juta.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Mahal karena transit Garuda Indonesia membantah menjual tiket rute Bandung-Medsn sebesar Rp 21 juta. VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, harga tiket tersebut bukan merupakan penerbangan langsung melainkan transit.
"Bukan penerbangan langsung, tapi melibatkan banyak kota sebagai transit, yaitu Bandung-Denpasar-Jakarta-Kualanamu dan memutar jauh sehingga harganya menjadi mahal," ujar Ikhsan. Garuda Indonesia sendiri tidak punya rute langsung Bandung-Medan, melainkan Jakarta-Medan. Itupun harganya sebesar Rp 2,1 juta. Dengan demikian, tak heran harganya jadi melambung tinggi karena rutenya berputar-putar.
Baca Juga: Seekor Gagak di Jepang Curi Kartu Kredit untuk Beli Tiket dari Mesin
Masyarakat diminta cermat beli tiket online
Ikhsan mengimbau masyarakat agar lebih cermat bila bertransaksi di agen perjalanan online dengan melihat detail rute dan transit yang ditawarkan. Sebab, sistem akan mencari rute seat yang tersedia walaupun terlalu banyak transit, memutar jauh dan melibatkan banyak maskapai penerbangan sehingga harga yang muncul terlalu mahal.
"Seluruh rute penerbangan Garuda Indonesia mengimplementasikan harga tiket yang mengacu kepada tarif batas atas yang ditentukan oleh pemerintah," kata Ikhsan.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Nur Isnin Istiartono terkait pembelian tiket secara online. Saat ini Kemenhub sedang berkoordinasi dengan pihak agen travel online terkait pemasangan harga tiket tersebut sehingga bisa dinetralisir.
"Itu kan namanya muter-muter piknik itu, hati-hati aja. Dicek betul kalau itu enggak layak jangan dibeli," kata dia.
Baca Juga: Tiket Kereta Lebaran 2019 Sudah Bisa Dipesan, PT KAI Antisipasi Lonjakan