Laporan Terbaru: Tiap Minggu Kita Makan Plastik Seberat Kartu Kredit

By , Selasa, 18 Juni 2019 | 07:12 WIB
Botol minum dapat digunakan untuk mengurangi botol plastik. (IPGGutenbergUKLtd/Getty Images/iStockphoto)

Tapi bukan berarti plastik bukan masalah besar, kata Grant.

“Yang kita butuhkan adalah tindakan-tindakan politik dan ekonomi untuk mengurangi jumlah plastik yang dibuang ke lingkungan dan mendorong daur ulang.”

Baca Juga: Rupanya Plastik yang Bisa Disantap Telah Ditemukan di Indonesia

Ilustrasi mikroplastik yang mengapung di lautan (Tunatura/Getty Images/iStockphoto)

Laporan-laporan media dan lembaga pengawas menemukan banyak kasus sampah plastik dari negara-negara kaya yang seharusnya didaur ulang di negara-negara miskin, ternyata hanya dibuang atau dibakar.

“Ini kemungkinan besar akan memiliki dampak lebih serius terhadap kesehatan dibandingkan sejumlah kecil partikel plastik pada makanan dan air,” kata Grant.

WWF mengatakan hanya target-target tegas yang didukung oleh komitmen nasional yang diharapkan bisa menahan laju gelombang plastik.

“Tujuan global harus mengurangi kebocoran plastik ke alam menjadi nol,” kata Eirik Lindebjerg, manajer kebijakan plastik global WWF kepada AFP.

“Kita butuh perjanjian baru yang mengikat secara hukum untuk memerangi polusi plastik di laut. Pernjanjian itu harus perjanjian mandiri seperti Protokol Montreal atau Perjanjian Paris.

“Nol plastik” bukan berarti tidak menggunakan plastik sama sekali.

Tapi sampah harus kembali ke ekonomi melingkar dan plastik tidak lagi dibuat dari bahan bakar fosil, Lindebjerg menambahkan. (VOA Indonesia/ft)