Amerika Rilis Bukti Foto Serangan Iran Pada Kapal Tanker. Apakah Bakal Ada Perang Baru?

By , Rabu, 19 Juni 2019 | 08:06 WIB
Nuklir Iran (Gloria Samantha)

Nationalgeographic.co.id - Tensi politik dunia kembali meningkat. Setelah perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina (yang kemudian mencari dukungan pada Rusia), Iran mencuat dalam panggung politik dunia. Amerika Serikat menuduh Iran menyerang kapal tanker di Teluk Oman, yang kemudian dibantah oleh Teheran. 

Isu nuklir menjadi alasan utama dalam tensi Amerika Serikat - Iran. Akibat persoalan nuklir itu, Iran mendapatkan sanksi dari Amerika hingga Teheran tak dapat menjual minyak ke pasar dunia.

Seperti diketahui, Iran adalah salah satu negara yang memiliki cadangan minyak terbesar seantero jagat. 

Baca Juga: Setelah Plastik, Radioaktif Sisa Nuklir Perang Dingin Ditemukan Pada Hewan Laut Dalam

Tanda-tanda ketegangan politik Amerika Serikat - Iran telah terasa sejak bulan lalu. Iran telah memperingatkan bahwa negara itu akan berhenti mematuhi pembatasan cadangan air berat dan uraniumnya yang diperkaya yang disepakati berdasarkan perjanjian nuklir tahun 2015.

Tempat yang diduga sebagai uji coba nuklir Iran tampak dari luar (Washington Post)

Itu tidak akan dilakukan Iran apabila para penandatangan perjanjian yang tersisa – Inggris, China, Perancis, Jerman dan Rusia – membantunya mengelakkan sanksi-sanksi Amerika untuk menjual minyaknya.

Ketegangan antara Washington dan Teheran meningkat pekan lalu setelah serangan terhadap dua tanker minyak di Teluk Oman. Amerika Serikat menuding Iran melakukan serangan tersebut, tuduhan yang dibantah Teheran.

Baca Juga: Mengenang Bencana Chernobyl, Insiden Nuklir Terburuk di Dunia

Morgan Ortagus, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika, mengatakan,

“Penilaian ini dilakukan berdasarkan intelijen, tingkat keahlian penggunaan senjata yang diperlukan untuk melakukan operasi semacam itu, serangan serupa oleh Iran baru-baru ini terhadap kapal, dan tentu saja, fakta bahwa tidak ada kelompok proksi di kawasan ini yang memiliki sumber daya dan keahlian untuk bertindak dengan tingkat kecanggihan setinggi ini.”

Juru bicara Departemen Luar Negeri itu menyebut pengumuman Iran pada hari Senin sebagai suatu “pemerasan nuklir” dan mendesak masyarakat internasional agar tidak tunduk padanya. Ia juga mengritik perilaku Iran dalam 40 tahun belakangan ini.