Schumanniade, Gempita Sang Maestro Romantik di Jantung Jakarta

By Mahandis Yoanata Thamrin, Senin, 24 Juni 2019 | 15:58 WIB
Robert Schumann, lahir di Zwickau, 8 Juni 1810 – wafat di Bonn, 29 Juli 1856 pada umur 46 tahun. Penggubah dan pianis Jerman, yang dianggap sebagai salah satu dari komponis musik Romantik Eropa yang terpenting. Musiknya menggambarkan sifat romantisme yang sangat pribadi. (Orchestra of the Age of Enlightenment)

Baca juga: Mendengarkan Musik Saat Bekerja Justru Menghambat Kreativitas?

 

"Octabones untuk Dua Marimba" karya Morag Adi (1976) turut dipentaskan dalam konser "Schumanniade". Karya ini diaransemen ulang oleh Alfin Satria dan Algi Dilanuar. (Mahandis Yoanata Thamrin/National Geographic Indonesia)

Pernikahan Schumann dan Clara sejatinya tidak direstui oleh Friederich Wieck, ayah Clara, yang sekaligus pembimbing belajar piano bagi Schumann. Namun, pasangan muda itu tetap menggelar pernikahan tanpa dihadiri ayah Clara. Friederich Wieck berang, ia tidak mengakui keabsahan pernikahan putrinya. Pun, sang ayah ini mencabut bantuan dana setiap bulannya untuk Clara, sembari mengutuk Schuman sebagai seorang yang gemar mabuk-mabukan dan tidak waras.

“Tapi mereka juga berantem di rumah,” kata Mada. Pasalnya, Schuman menyukai komposisi pagi hari, sementara Clara juga menyukai corak komposisi yang sama. “Nah, itu yang bikin Schumann kadang marah sama Clara.”

Karya Clara Schumann juga dipentaskan sebagai penampilan musik kamar menjelang konser Schummaniade, yang berlokasi di Serambi Teater Jakarta. Budi Utomo Prabowo memainkan piano mengiringi Mozosopran Anita Kristiana. Mereka membawakan Dua Tembang Puitik. Pertama, Warum willst du and're fragen (Mengapa ingin kau tanyakan yang lain?). Kedua, Die Lorelie: Ich weiß nicht, was soll es bedeuten (Sang Lorelei: Aku tak tahu apa artinya ini).

Kendati suasana durja kerap hadir dalam rumah tangga Schumann dan Clara, keduanya saling menulis surat sebagai bentuk komunikasi. Jadi, lanjut Mada, dari surat-menyurat antara suami-istri inilah kita bisa mengungkap kehidupan mereka sesungguhnya. Terkuaklah, sebetulnya Clara yang telah mengorbitkan karya-karya Robert Schumann. Komposisi Konserto Piano dalam A minor, Op. 54 karya Schumann, yang dipentaskan Jakarta City Philharmonic, pun dipentaskan pertama kali oleh Clara pada momen tahun baru 1846.

Baca juga: Terungkap, Musik Cadas dan Kebisingan Kota pun 'Tak Ramah' Lingkungan

Karya Clara Schumann juga dipentaskan sebagai penampilan musik kamar menjelang konser Schumanniade, yang berlokasi di Serambi Teater Jakarta. Budi Utomo Prabowo memainkan piano mengiringi Mezosopran Anita Kristiana. Mereka membawakan karya "Dua Tembang Puitik". (Mahandis Yoanata Thamrin/National Geographic Indonesia)

Dalam surat-surat itu terungkap pula bahwa Clara hadir sebagai seorang penampil, musisi piano yang mementaskan karya-karya Schumann. Saat itu Clara memang lebih tenar ketimbang Schumann. Kendati bukan seorang penampil, Schuman ingin sebagai seorang pria—yang statusnya pada zaman itu—dinilai lebih tinggi ketimbang perempuan. Mada menambahkan, “Di sinilah pemicu keributan mereka.”

“Kita kalau lagi marah sering keluar omongan dengan kata-kata kasar ya,” imbuh Mada sembari berkelakar. “Ini bisa jadi acuan bagi kita semua. Kalau lagi marah sama suami atau istri, menulislah!”

Sebelum menikah sejatinya Clara sudah menyadari bahwa hidupnya akan menderita saat ia menikah dengan Schumann, lanjut Mada. Pada kenyataannya Schuman memang tidak bisa mendukung keuangan keluarga. Mirisnya, belakangan Schuman memiliki kelainan kejiwaan, sehingga dia harus menjalani terapi medis. Sampai-sampai ia berusaha bunuh diri dengan membenamkan diri ke Sungai Rhine. Dia menghabiskan dua tahun terakhir hidupnya di sebuah rumah sakit jiwa. Kondisinya kian memburuk, dan wafat pada 1856.

Eric mengatakan bahwa Jakarta City Philharmonic memiliki tradisi menampilkan karya komponis Indonesia, yang akan bersanding dengan karya komponis mancanegara. Baginya, begitu penting untuk membanggakan repertoar orkestra karya Indonesia sebagai pengenalan musik Indonesia yang bisa dimainkan hingga ke penjuru dunia.