Nationalgeographic.co.id – Para peneliti menemukan kolam air tawar raksasa di bawah Samudra Atlantik. Luasnya kira-kira seperti jarak Massachussetts hingga New Jersey.
Penemuan langka ini terungkap oleh para ahli dari Columbia University minggu lalu, setelah penelitian selama bertahun-tahun mengenai dasar laut.
“Kami tahu bahwa ada penyimpanan air tawar di tempat-tempat terpencil. Namun, kami tidak tahu seberapa luasnya,” kata Chloe Gustafson, pemimpin penelitian dari Columbia’s Lamont-Doherty Earth Observatory.
“Ini bisa menjadi sumber daya yang penting bagi dunia,” imbuhnya.
Baca Juga: Anomali Cuaca Ekstrem, Berikut Penjelasan BMKG Terkait Embun Es di Dieng
Menggunakan gelombang elektromagnetik, Gustafson dan timnya mampu memetakan akuifer di bawah laut yang membentang sekitar 50 mil ke tepi rak benua.
“Jika ditemukan di permukaan, itu akan menciptakan danau seluas sekitar 15 ribu mil persegi,” tulis Gustafson dalam studinya.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa akuifer berisi air tawar seperti itu mungkin ada di pantai-pantai lain di dunia. Mungkin saja ia mampu menyediakan air yang sangat dibutuhkan wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan,” paparnya.
Menurut para peneliti, tanda-tanda kolam bawah laut di Northeast pertama kali ditemukan pada 1970-an ketika sebuah perusahaan minyak melakukan pengeboran. Para pekerja kadang-kadang menemukan air tawar sehingga membuat banyak orang yakin bahwa ada sesuatu di sana.
“Sebagian besar mulai ditemukan sekitar 600 kaki di bawah dasar laut hingga 1.200 kaki.”
Baca Juga: Pada Hari Pertama Musim Panas, di Wilayah Ini Justru Turun Salju
Menurut studi yang dipublikasikan pada jurnal Scientific Reports, ada dua cara berbeda mengapa kolam air tawar ini bisa ada di bawah laut.
“Sekitar 15 ribu hingga 20 ribu tahun lalu, menjelang akhir zaman glasial, kebanyakan cadangan air dunia terkunci di dalam es. Di Amerika Utara, itu meluas ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai New Jersey, Long Island, dan New Englang,” papar peneliti.
“Permukaan laut saat itu jauh lebih rendah sehingga dapat memperlihatkan rak benua di bawah air. Ketika es mencair, sedimen membentuk delta sungai yang besar di atas rak benua dan air tawar terperangkap di sana. Namun sayangnya, permukaan laut kembali naik sehingga menutupinya,” tambah mereka.
Para peneliti mengatakan, jika berhasil mendapatkan air tawar tersebut, kita tidak perlu melakukan penyulingan garam. Itu bisa menjadi cadangan air bersih untuk dunia.