‘Skenario 2050’, Prediksi Peneliti Tentang Kepunahan Manusia dalam 30 Tahun Mendatang

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 26 Juni 2019 | 11:11 WIB
Studi tahun 2015 melaporkan bahwa kepunahan massal keenam yang telah lama diprediksi, sudah mulai terlihat. (Thinkstock)

Pada tahap ini, dampak terhadap manusia sudah tidak bisa disangkal lagi. Sebanyak 55% populasi global akan menjadi subjek dari panas mematikan selama 20 hari–manusia akan sulit bertahan dalam kondisi tersebut.

Amerika Utara akan mengalami cuaca ekstrem, kebakaran hutan, kekeringan dan gelombang panas. Tidak ada musim hujan di Tiongkok sehingga sungai-sungai besar di Asia hampir kering. Sementara itu, curah hujan di Amerika Tengah turun hingga setengahnya.

Kondisi panas mematikan di seluruh Afrika Barat akan terjadi selama lebih dari 100 hari dalam setahun. Penduduk di negara-negara miskin tidak bisa mendapat akses ke penyejuk udara (AC) untuk membantu mereka bertahan hidup dalam suhu panas.

Baca Juga: Pada Hari Pertama Musim Panas, di Wilayah Ini Justru Turun Salju

Produksi makanan juga akan terpengaruh. Jumlahnya tidak cukup untuk memberi makan populasi dunia sehingga lebih dari satu miliar orang diperkirakan akan terlantar.

Masalah ini juga akan berdampak pada kemanan nasional. Adanya wabah penyakit serta kelaparan dan memicu konflik bersenjata antarnegara hingga menjadi perang nuklir.

Menurut para peneliti, skala kehancurannya bisa membuat peradaban manusia berakhir.

Dengan kemungkinan gambaran mengerikan di masa depan manusia ini, para peneliti merekomendasikan setiap negara “untuk segera memeriksa peran yang dapat dilakukan sektor keamanan serta menyediakan sumber daya untuk membangun sistem industri yang bebas emisi dan mengurangi karbon di udara demi melindungi peradaban manusia”.

Menurut mereka, hal tersebut masih bisa dilakukan untuk mencegah kepunahan di Bumi. Kita hanya perlu segera bertindak sekarang.