Memiliki Ketergantungan Pada Kafein? Ini Bahaya dan Cara Mengatasinya

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 17 Juli 2019 | 10:38 WIB
Ilustrasi minum kopi. (Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id - Menurut data dari National Coffee Association, ada sekitar 64% penduduk Amerika yang minum kopi setiap hari.

Dilihat dari berbagai sisi, itu sebenarnya merupakan kebiasaan sehat: peneliti menemukan fakta bahwa kopi bisa memperpanjang umur, menurunkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan lainnya.

Namun, apabila kebiasaan tersebut melewati batas yang diterima tubuh per hari, masalahnya akan menjadi rumit.

Baca Juga: Lima Kebiasaan Ini Memiliki Efek Mematikan Seperti Rokok

Merideth Addicott, asisten profesor di University of Arkansas for Medical Sciences’ Psychiatric Research Institute, mengatakan, orang-orang bisa memiliki ketergantungan terhadap kopi dan minuman berkafein lainnya.

Meskipun senyawa tersebut tidak benar-benar membuat kecanduan seperti narkotika dan alkohol, namun setiap orang tetap memiliki batas toleransinya sendiri.

Berikut yang perlu Anda ketahui mengenai bahaya ketergantungan kafein dan bagaimana cara menghentikan kebiasaan tersebut.

Apakah Anda terlalu bergantung pada kafein?

Addicott mengatakan, ketergantungan kafein adalah tentang bagaimana zat tersebut memengaruhi fungsi tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya tentang seberapa banyak jumlah yang dikonsumsi.

Menurutnya, tidak ada jumlah spesifik – baik gelas maupun milligram kafein – yang bisa menandakan batas bahaya kafein seseorang. Kecanduan lebih menekankan pada bagaimana orang-orang bisa sangat tertekan atau gelisah ketika tidak mendapat kafein yang diinginkan. Dan bagaimana itu mengganggu kehidupan mereka.

“Jadi, ambang batasnya subjektif,” ujar Addicott.

Meskipun begitu, beberapa ahli merekomendasikan, orang dewasa sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 400 miligram kafein (setara dengan empat gelas kopi). per harinya.

Jika mengonsumsi lebih dari itu, ada kemungkinan Anda akan mengalami efek samping, seperti gangguan tidur, migrain serta jenis sakit kepala lainnya, detak jantung yang berdegup kencang, kejang otot, mudah marah, dan sakit perut.

Bagi sebagian orang, efek samping tersebut bahkan sudah terasa meski baru sedikit mengonsumsi kafein. Hal ini dikarenakan toleransi setiap orang pada senyawa tersebut berbeda-beda.

Apabila Anda sering mengalami efek samping dan kesulitan menghentikan keinginan untuk mengonsumsi kafein, itu tandanya sudah ketergantungan.

Bagaimana menghentikan ketergantungan?

Hal yang paling sulit – tapi penting – adalah meyakinkan diri sendiri bahwa Anda tidak membutuhkan kafein. Banyak orang merasa, kafein bisa membantu mereka lebih fokus di pekerjaan atau sekolah. Padahal, menurut Addicott, senyawa tersebut tidak memiliki pengaruh dramatis pada kinerja otak dan kognitif.

“Saat mengonsumsi kafein setiap hari, tubuh Anda akan beradaptasi terhadap hal itu sehingga ia mempertahankan kinerja. Namun, ketika tidak mendapatkan cukup kafein, Anda akan mengalami fase ‘penarikan’, yang akhirnya justru menurunkan performa,” paparnya.

Baca Juga: Mengapa Makan Nasi Putih Membuat Kita Mengantuk? Ini Alasannya

Addicott menekankan, cara terbaik untuk mengatasi ketergantungan adalah dengan mulai mengurangi minuman kafein, perlahan tapi pasti.

Mengganti minuman berkafein dengan yang tidak, mungkin bisa membantu. Juga cobalah untuk berjalan kaki atau melakukan aktivitas fisik lainnya saat merasa mengantuk di kantor.

Prosesnya tidak akan mudah, kata Addicott. “Anda bisa mengalami gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi. Namun, itu semua akan hilang setelah Anda beradaptasi dengan kebiasaan baru,” paparnya.

Menurut Mayo Clinic, gejala itu akan reda dalam beberapa hari.