Gangguan Kecemasan Juga Memengaruhi Fisik, Berikut Gejalanya

By National Geographic Indonesia, Jumat, 19 Juli 2019 | 10:19 WIB
Ilustrasi kecemasan (Thinkstockphoto)

Mengalami masalah tidur dapat dikaitkan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Jika Anda sering terbangun di tengah malam dengan keadaan gelisah tanpa sebab, ini mungkin merupakan salah satu gejala gangguan kecemasan.

Pasalnya, gangguan kecemasan sangat erat dengan kejadian insomnia, bahkan hampir separuh dari semua penderita gangguan kecemasan mengalami masalah tidur di malam hari. Penderita gangguan kecemasan akan sering terbangun di tengah malam dengan pikiran yang terus berjalan dan tidak bisa tenang.

5. Takut dan tidak percaya diri

Menjadi hal yang wajar bila Anda merasa takut atau tidak percaya diri saat hendak wawancara kerja atau berbicara di muka umum. Akan tetapi jika ketakutan ini terlalu kuat sehingga Anda malah menghindarinya, bisa jadi Anda mengalami gejala gangguan kecemasan sosial (fobia sosial).

Fobia sosial adalah gangguan kecemasan yang membuat seseorang anti bersosialisasi, misalnya menjadi enggan berbicara melalui telepon atau mengobrol dengan orang lain di sebuah acara. Penderita fobia sosial akan terus berusaha untuk menghindari keramaian dan memilih untuk menyendiri. Atau bila penderitanya berhasil melewati masa-masa sulit dalam berinteraksi, mereka cenderung memikirkannya dan bertanya-tanya tentang penilaian orang lain terhadapnya.

Orang yang mengalami fobia sosial biasanya menunjukkan gejala gangguan kecemasan secara fisik dan mudah dikenali. Gejala-gejala fisik tersebut di antaranya denyut jantung meningkat, berkeringat, mual, gagap, dan tangan gemetar.

Baca Juga: Apakah Kita Sering Merasa Tidak Percaya Diri? Pahami Penyebabnya

Bagaimana cara mendiagnosis gangguan kecemasan?

Bila Anda merasa mulai menunjukkan salah satu atau beberapa gejala gangguan kecemasan di atas, segera konsultasikan pada dokter Anda.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk memastikan diagnosis, apakah Anda memang terkena gangguan kecemasan tertentu atau masalah kesehatan lainnya.

Jika Anda tidak menunjukkan gejala masalah kesehatan lainnya, dokter kemungkinan akan langsung merujuk Anda ke psikiater atau psikolog untuk diagnosis dan penanganan masalah kesehatan mental Anda.