Ilmuwan: Hewan di Bumi Sulit Beradaptasi dengan Perubahan Iklim

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 25 Juli 2019 | 15:06 WIB
Orangutan Tapanuli tertangkap kamera di habitatnya di Sumatra. Orangutan merupakan salah satu spesies terancam punah karena habitatnya rusak akibat deforestasi. (Tim Laman/Nat Geo Image Collection)

Nationalgeographic.co.id – Para ahli biologi telah memperingatkan bahwa hewan-hewan di Bumi berisiko mengalami kepunahan karena habitatnya menghangat lebih cepat sebelum mereka bisa beradaptasi. Menurut hasil meta-analisis terbaru, kondisi itu berlaku kepada semua spesies.

Bumi telah memanas dan mendingin beberapa kali. Setiap siklusnya bertanggung jawab atas musnahnya beberapa spesies di Bumi. Namun, pada kasus sebelumnya, perubahan berlangsung cukup lambat sehingga hewan-hewan mampu beradaptasi sambil menemukan tempat tinggal baru.

Baca Juga: Hewan Laut Mampu Serap Karbon, Bisakah Mengatasi Perubahan Iklim?

Beberapa dari mereka berhasil bertahan dengan berganti habitat, sementara yang lainnya bergantung dengan perubahan genetika. Hilangnya spesies kemudian diimbangi dengan kemunculan spesies baru.

Sayangnya, dengan suhu global yang meningkat lebih cepat dari jutaan tahun lalu, maka tantangan yang mereka hadapi lebih besar. Lalu bagaimana hewan-hewan tersebut menghadapinya? Menurut Dr. Viktoriia Radchuk, dari Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research, hasilnya tidak begitu baik.

Meninjau 10.090 abstrak dan 71 penelitian mengenai 4.835 spesies, Radchuk menyatakan bahwa hewan sedang beradaptasi dengan perubahan iklim, tapi mereka tidak cukup cepat untuk mengimbanginya.

Baca Juga: Unik, Tardigrada dengan Perut Berpendar Ditemukan di Spanyol

Pada studi Radchuk yang dipublikasikan di Nature Communications ini , ia menemukan banyak perubahan dalam tubuh dan perilaku hewan selama beberapa dekade terakhir–sebagian besar akibat naiknya suhu. Itu memengaruhi perubahan waktu reproduksi dan migrasi hewan.

Hewan-hewan biasanya berkembang biak lebih awal di musim semi ketika iklim menghangat. Namun, belakangan ini, musim semi berubah lebih cepat dari yang lainnya sehingga mengganggu ekosistem.