Hari Raya Kurban Tanpa Kantong Plastik, Semangat Masyarakat Indonesia Kurangi Jumlah Sampah Plastik

By Mahmud Zulfikar, Rabu, 14 Agustus 2019 | 06:29 WIB
Warga mengemas daging kurban menggunakan wadah atau besek yang terbuat dari anyaman bambu di Kelurahan Kaliwungu, Jombang, Jawa Timur, Minggu (11/8/2019). Penggunaan wadah daging kurban yang terbuat dari bambu ini dilakukan sebagai pengganti plastik. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sampah plastik sehingga lebih ramah lingkungan. (ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF)

Nationalgeographic.co.id - Himbauan yang dilayangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada setiap kepala daerah untuk melarang warganya menggunakan kantong plastik sebagai wadah daging kurban mendapatkan respons yang baik.

Walhasil, berbagai panitia kurban di berbagai daerah gunakan wadah ramah lingkungan sebagai pengganti kantong plastik. Ada yang menggunakan besek, keranjang bamboo (bongsang), daun jati, daun pisang, dan plastik daun singkong.

Tentu ini menjadi semangat yang bagus untuk kesadaran warga menjaga lingkungan dan beritikad mengurangi sampah plastik.

Sekalipun itikad ini tidak menyelesaikan setumpuk masalah sampah plastik dan pengelolaannya, setidaknya ini menjadi angin segar wujud kepedulian kita semua akan sampah plastik yang mengenaskan.

Himbauan ini bersumber langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang melarang kepala daerah mengizinkan warganya menggunakan kantong plastik sebagai wadah daging kurban. 

Baca Juga: Hari Raya Kurban, Kenali 4 Efek Ini Bila Terlalu Banyak Makan Daging

Himbauan ini berimbas pada pengrajin besek, dan bongsang. Pasalnya pesanan produksi besek mereka meningkat 10x lipat dari hari-hari biasanya.

KLHK pun menginformasikan -melalui akun twitternya- alternatif wadah pengganti kantong plastik. Sang alternatif penyelamat lingkungan itu adalah besek bambu, besek kelapa, besek daun pandang, wadah makanan, daun jati, dan daun pisang.

 

Kampanye anti kantong plastik ini direalisasikan oleh berbagai panitia hewan kurban, salah satunya di Masjid Istiqlal Jakarta. Panitia kurban telah menyiapkan 5.000 besek bambu untuk pembagian daging kurban pada hari H Idul Adha 1440 Hijriah / 2019 Masehi.

 

Selain besek bambu, pihak masjid juga akan menyiapkan plastik ramah lingkungan guna mengakomodir banyaknya jumlah pemohon daging kurban.

Kampanye ini pun turut dilakukan di Denpasar Bali. DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) juga membungkus daging kurban dengan besek untuk dibagikan ke 7 kabupaten di Bali.

Baca Juga: Pastikan Anda Membeli Hewan Kurban yang Sehat, Berikut Kriterianya

Tidak menggunakan besek, warga Perumahan Baranangsiang Indah, Bogor, Jawa Barat membungkus daging dengan bongsang (anyaman keranjang kecil dari bambu). 

Sebanyak 500 bongsang digunakan untuk membungkus daging kurban yang akan dibagikan. Bongsang digunakan sebagai upaya mengurangi penggunaan kantong plastik yang dapat mencemari lingkungan.

Petugas panitia hewan kurban memotong dan memasukkan daging sapi ke dalam bongsang atau keranjang bambu di Perumahan Baranangsiang Indah, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/8/2019). Sebanyak 500 bongsang digunakan untuk membungkus daging sapi kurban yang akan dibagikan sebagai upaya mengurangi penggunaan kantong plastik yang dapat mencemari lingkungan. (ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH)

Daerah lain pun turut mendukung diet plastik ini. Seperti Bandung, Semarang, dan beberapa kota lainya.

Data menunjukan Indonesia tergolong sebagai pencemar laut terbesar di dunia, satu peringkat di bawah Tiongkok. Laporan ini menunjukan Indonesia menyumbang 187,2 juta ton sampah plastik per tahunnya.

Baca Juga: Insiden Padam Listrik, PLN Janji Beri Kompensasi. Bagaimana Dengan Pemadaman Bergilir Di Luar Jawa? Akankah Mendapat Perlakuan Sama?

Sekalipun kampanye diet plastik yang direspons banyak pihak pada Idul Adha kali ini tidak sungguh-sungguh menyelesaikan permasalahan sampah plastik. Setidaknya, 5.000 besek daging dari Masjid Istiqlal, kemudian 500 bongsang daging dari warga Bogor dan jutaan bungkus daging yang tidak menggunakan plastik sekali pakai bisa menjadi langkah kecil kita mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai.

Karena seandainya alternatif kantong plastik pembungkus daging tidak direalisasikan bersama, maka bisa kita bayangkan akan terjadinya peningkatan volume sampah plastik saat hari raya Idul Adha.