Soekarno dan Sumbangsih Wanita Kupu-Kupu Malam dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

By Mahmud Zulfikar, Sabtu, 17 Agustus 2019 | 10:39 WIB
Bung Karno dan Cindy Adams (Hipwee)

Fotokita.net - "Pelacur adalah mata-mata yang paling baik di dunia. Dalam keanggotaan PNI (Partai Nasional Indonesia) di Bandung, terdapat 670 orang perempuan yang berprofesi demikian dan mereka adalah anggota yang paling setia dan patuh," tulis Soekarno dalam buku berjudul Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, cetakan pertama tahun 1966.

Sungguh benar apa yang dikatakan pepatah “jangan melihat orang dari luarnya saja”. Karena hal ini benar-benar terbukti pada perempuan yang sering mendapat stigma negatif, pelacur.

Pekerja Seks Komersial (PSK) memiliki sumbangsih dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini diakui langsung oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Jasa-jasa wanita kupu-kupu malam terhadap pergerakan revolusi Indonesia banyak yang dituturkan Soekarno pada Cindy Adams, penulis buku Sukarno An Autobiography as Told to Cindy Adams.

Cover Buku Sukarno An Autobiography as Told to Cindy Adams ()

Baca Juga: Bagaimana Cara Belanda Menanggapi Sejarah Kemerdekaan Indonesia?

Pengguna jasa wanita kupu-kupu malam ini kebanyakan para polisi kolonial, dari mereka para PSK mendapatkan banyak informasi. Selain itu, wanita tuna susila (WTS) ini juga ikut menyumbangkan uang dari keringatnya untuk kepentingan revolusi.

Tugas mereka menjadi sumber informasi mengenai musuh tak dapat digantikan oleh pihak manapun kala itu.

"Tak satu pun laki-laki anggota partai yang terhormat dan sopan itu dapat mengerjakan tugas ini untukku," ujar Soekarno yang juga menyampaikan para PSK bukan saja penyumbang yang menyenangkan, tetapi juga penyumbang yang besar dalam revolusi Indonesia. 

Dilansir dari akun Instagram @matahatipemuda yang mengutip dari buku Robert Cribb berjudul,"Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta", mengisahkan mengenai penyelamatan terhadap Bung Karno dan pejuang lainnya saat dalam pengintaian Belanda oleh para PSK.

Sampul Buku Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta ()

Baca Juga: Rupa-rupa Benda Perayaan Indonesia Merdeka. Mana yang Jadi Favorit Kita? Foto-foto Ini Jadi Buktinya

Para PSK-lah yang membantu menyembunyikannya di rumah bordil yang jadi sarang mereka.

Selain membuat tempat persembunyian paling aman bagi para pejuang, hunian mereka juga dijadikan tempat penyelundupan senjata bagi para pejuang.

Dikisahkan ada sebuah gerakan bernama Laskar Rakyat Jakarta Raya (LRJR) yang punya tujuan menyerang Jakarta dalam menaklukan Jepang dan Belanda.

Dalam melaksanakan tujuan tersebut, pasokan senjata menjadi hal yang penting.

Maka, para PSK yang jadi penyelundup senjata bagi laskar sekaligus hunian mereka menjadi tempatnya.

ilustrasi pelacur di masa-masa perjuangan kemerdekaan Indonesia ()

Keputusan Bung Karno mengikut sertakan PSK dalam revolusi oleh Soekarno pernah mendapatkan protes keras dari Ali Sastroamidjojo, tokoh PNI.

Baca Juga: Hari Raya Kurban Tanpa Kantong Plastik, Semangat Masyarakat Indonesia Kurangi Jumlah Sampah Plastik

Perdebatan sengit antar kedua tokoh PNI tersebut tak terelakkan, bahkan Ali sempat mempertanyakan keputusan Bung Karno merekrut 670 PSK masuk menjadi anggota PNI cabang Bandung.

Fakta berkata lain, semua rakyat nusantara ingin bebas dari belenggu koloni, tidak terkecuali wanita penghibur itu. Peran mereka sangat penting dalam menyongsong kemerdekaan Republik Indonesia sebagai mata-mata tentara kolonial.

ilustrasi pekerja seks komersial jaman perjuangan kemerdekaan Indonesia ()

Sejarah mencatat wanita kupu-kupu malam sebagai informan penting setara intelijen. Informasinya sangat-sangat mahal dalam proses perjuangan kemerdekaan.

Artikel ini pernah tayang di Sosok.grid.id oleh Andreas Chris Febrianto Nugroho dengan judul asli "Kisah Para Kupu-kupu Malam yang Peran Pentingnya dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Diakui oleh Soekarno"