Leluhur Manusia Indonesia dari Beragam Asal Usul, Perilaku Diskriminasi Pada Warga Papua Sangat Tak Relevan

By Bayu Dwi Mardana Kusuma, Selasa, 20 Agustus 2019 | 16:35 WIB
Festival Lembah Baliem di Kabupaten Wamena, Papua, berlangsung 6-8 Agustus 2015. (Lutfi Fauziah)

Sepanjang interaksi dengan sesama keluarga besar Papua di Jawa tahun 1990-an, penulis dan sesama warga Papua selalu membahasakan diri dengan sebutan “masyarakat” untuk menyebut komunitas kami, tanpa membedakan warna kulit meski penulis tidak berdarah Papua.

Aktivitas makan, tidur, hingga bekerja sama dalam satu atap membuat hubungan semakin erat dan penggunaan kata “masyarakat” untuk membahasakan diri kami semua menjadi penting.

Kesetaraan dan persaudaraan masyarakat Papua berjalan lintas warna kulit dan agama. Semisal, tokoh Papua, Thaha Al Hamid yang seorang muslim, dihormati setara dengan para pemimpin adat Papua yang lain.

Baca Juga: Mantri Patra Meninggal Dunia Akibat Malaria di Pedalaman Papua, Ilmuwan Cina Raih Nobel Karena Obat Anti Malaria

Ikatan Mahasiswa Papua di Sumatera Utara menggelar protes atas aksi diskriminasi dan rasisme terhadap mahasiswa di Surabaya, Senin, 19 Agustus 2019. (Foto: VOA/Anugrah Andriansyah)