Papua Kisruh, Bendera Bintang Kejora Bermunculan. Freddy Numberi Bilang, 'Itu Bendera Budaya'

By Mahmud Zulfikar, Sabtu, 31 Agustus 2019 | 06:35 WIB
Pengibaran bendera Bintang Kejora di Fakfak, Papua Barat. (Foto: Eko)

Kemudian Samuel menyinggung soal Otonomi Khusus (otsus).

“UU Otsus. UU itu lahir, orang Papua harus demo, demonya sampai bentuk tim 100 ke Jakarta. Lalu kita dapat Otsus,” tambahnya.

Kemudian dia membahas rasisme terhadap mahasiswa di Surabaya.

Baca Juga: Berembus Isu Mahasiswa Papua di Surabaya Diperlakukan Tak Adil, Warga Manokwari Letupkan Kerusuhan

“Khusus kemarin di Surabaya, kita harus demo baru ada proses hukum. Padahal proses rasisme ini sudah terjadi sejak lama, itu menjadi amarah bagi orang Papua hari ini. Waktu Pak Natalius Pigai berbicara pada publik, kemudian ada pernyataan analisis. Negara tidak hadir. Justru negara hadir ketika orang Papua marah di Surabaya,” jelas Samuel yang berbicara disamping Wiranto.

Mahasiswa Papua Gelar Aksi Unjuk Rasa, Kibarkan Bintang Kejora dan Menari Tari Wisisi Sebagai Bentuk Protes (KOMPAS.com/Cynthia Lova)

Baca Juga: Massa Aksi di Manokwari Papua Memanas dan Bakar Gedung DPRD Papua Barat

“Kami terus merasa terganggu dengan program-program yang tidak memberi keunggulan-keunggulan besar bagi  generasi muda Papua. Dalam waktu yang bersamaan operasi militer terus terjadi di tanah Papua. Disana hampir 100% generasi Papua hari ini bapak ibu bisa lihat. Yang hari ini turun di lapangan semua anak anak muda,” tambah Samuel.

Wiranto menegaskan pemerintah akan tetap melakukan pendekatan persuasif demi menyelesaikan masalah Papua.

Karena itu Wiranto berharap situasi segera kondusif agar dialog konstruktif, damai, dan terbuka bisa segera terjadi.