Belasan Bayi di Spanyol Alami Sindrom Manusia Serigala, Apa Penyebabnya?

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 2 September 2019 | 15:03 WIB
Ilustrasi. (Daniela Jovanovska-Hristovska/iStock)

Nationalgeographic.co.id - Para orangtua di Spanyol panik karena ada 17 anak-anak dan bayi yang secara misterius terkena penyakit hipertrikosis atau "sindrom manusia serigala". Kondisi ini membuat tubuh dan wajah mereka dipenuhi lapisan rambut yang lebat. 

"Kening, pipi, lengan, kaki, dan tangan anak saya dipenuhi oleh rambut. Ia bahkan memiliki alis seperti orang dewasa," kata Angela Selles, ibu bayi berusia enam bulan, Uriel. 

"Ini sangat menakutkan karena kami tidak tahu apa yang sedang terjadi," imbuhnya. 

Baca Juga: Bukan Kafein, Ini Penyebab Ingin Buang Air Besar Setelah Minum Kopi

Pertama-tama, dokter tidak mengetahui apa penyebabnya. Apakah sindrom manusia serigala ini merupakan bawaan genetika? Atau penyakit metabolis? Namun, pada Rabu (28/8) lalu, Kementerian Kesehatan Spanyol, akhirnya menemukan akar dari masalah tersebut. 

Semua anak-anak yang mengalami sindrom ini, memiliki satu kesamaan: mereka diberikan formula obat yang konon mengandung omeprazole--biasanya digunakan untuk mengobati gangguan refluks asam. 

Mereka semua menggunakan formula obat yang sama yang konon mengandung omeprazole, obat yang digunakan untuk mengobati gangguan refluks asam. Namun, investigasi selanjutnya yang dilakukan Spain's Agency for Medicines and Health Products (AEMPS), mengungkapkan bahwa dibanding omeprazole, formula yang dikonsumsi bayi-bayi tersebut mengandung minoxidil, obat yang merangsang pertumbuhan rambut. 

Penyampuran obat tersebut mungkin terjadi saat proses pengemasan. Bisa saja obat minoxidil salah dilabeli sebagai omeprazole. Pada 6 Agustus, formula obat yang telah tercemar kemudian ditarik kembali dan keesokan harinya, pabrik yang memproduksi obat-obatan tersebut dipaksa tutup. 

Hipertrikosis sendiri berkaitan dengan kondisi genetik langka di mana pertumbuhan rambut yang berlebihan terjadi saat bayi dan berlanjut hingga dewasa. Menurut keterangan JAMA Dermatology, hanya ada 50 kasus hipertrikosis yang berhasil didokumentasikan. 

Tidak seperti hipertrikosis akibat kelainan genetika, bayi-bayi yang mengalami kondisi tersebut akibat kesalahan produksi tadi tidak selalu 'berbulu' lebat. Kelebihan rambut itu akan rontok setelah beberapa bulan.

Baca Juga: Dianggap Sebagai Penyebab Susah Tidur, Teh Ternyata Bisa Mencegah Insomnia

Meski begitu, kasus ini cukup berat bagi orangtua yang menghabiskan berminggu-minggu untuk membawa anak mereka ke spesialis. Dan untuk anak-anak yang lebih tua, harus menerima ejekan karena penampilan mereka yang tidak biasa. 

Meski begitu, ini merupakan cobaan berat bagi para orang tua, yang menghabiskan berminggu-minggu membawa anak-anak mereka ke spesialis, dan untuk anak-anak yang lebih tua yang diejek di sekolah karena penampilan mereka yang tidak biasa. 

Saat ini, empat keluarga sedang bersiap untuk mengajukan gugatan terhadap FarmaQuimica Sur, perusahaan yang bertanggung jawab atas kesalahan formula obat tersebut.