Garam Disebut-sebut Sebagai Penyebab Tekanan Darah Tinggi, Benarkah?

By National Geographic Indonesia, Jumat, 13 September 2019 | 14:09 WIB
Garam. (via msn.com)

Apakah cuma garam tersangkanya? 

Kita tak bisa hanya menuduh garam menyebabkan hipertensi. Menurut penelitian dalam jurnal Open Heart, konsumsi gula berlebih juga bisa bikin tekanan darah melonjak naik. Ini karena kebanyakan gula dalam tubuh akan meningkatkan kadar insulin. Dari situ, tingginya insulin akan mengaktifkan sistem saraf simpatik. Tubuh akan merespons dengan cara memacu detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. Di samping itu, reseptor yang bertugas untuk mengatur kadar tekanan darah pun terganggu fungsinya.

Pola makan tinggi gula, meski hanya dijalani beberapa minggu, dilaporkan berdampak cukup besar bagi tekanan darah. Bahkan dampaknya digadang lebih besar daripada pola makan tinggi garam. Dalam penelitian yang terpisah, orang yang minum 700 ml minuman manis menunjukkan peningkatan tekanan darah hanya dalam waktu beberapa jam setelahnya.

Baca Juga: Cuaca Panas dan Terik, Cegah Dehidrasi dengan Cara-cara Berikut

Kuncinya adalah asupan yang seimbang

Meski membatasi asupan garam itu baik, kekurangan garam juga bisa membahayakan. Maka, Anda tidak perlu sampai pantang garam sama sekali karena takut garam menyebabkan hipertensi. Yang sangat dianjurkan untuk mengurangi garam terutama orang yang sensitif terhadap garam.

Cara terbaik untuk mulai membatasi garam yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan instan dalam kemasan. Pasalnya, sekitar 77% dari natrium harian biasanya didapatkan dari makanan kemasan (daging beku, bumbu masak yang sudah diproses, dan makanan kalengan).

Mengurangi makanan kemasan juga akan mendorong Anda agar mengonsumsi makanan tinggi vitamin, mineral, serat, dan nutrisi penting lainnya. Apalagi bila dibarengi asupan magnesium dan kalium yang seimbang, Anda tak perlu terlalu memusingkan apakah garam menyebabkan darah tinggi.

Artikel ini pernah tayang di Hellosehat.com dengan judul "Benarkah Garam Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi?". Penulis: Irene Anindyaputri.