Reruntuhan Pembom B24
Pada Perang Dunia II, Jepang menguasai Sulawesi dan Kalimanatan. Skuadron Tempur 307 Amerika Serikat bertekad menggulung Jepang dengan menghancurkan dua pulau itu. Dalam salah satu misinya,pesawat militer ASmengalami kerusakan mesin, terbakar.
Untuk kembali ke pangkalan di Pulau Morotai sangat jauh, sementara sebagian besar pulau tertutup hutan, yang berbahaya bagi para penerjun. Akhirnya,pesawat ini mendarat darurat di Teluk Tomini, Pulau Togean.
Saat pendaratan,hidung pesawat meledak, tiga baling-balingnya remuk. Dua jam kemudian, pesawat ini tenggelam, dan menjadikan Togean sebagai tempat terbaik bagi selam reruntuhan pesawat. Reruntuhan pesawat ini begitu luar biasa, tidak ada satupun artefak dipindahkan.
Kini, pesawat tempur ini menjadi pusat berkumpulnya ratusan ikan selar (bigeye trevally) yang membuat dinding melingkar keperakan. Bagian sayap ekornya menjadi tempat berlindung lionfish dan batfish.
Ada juga sponge pipa hijau dan sponge barel terutama di bagian belakang pesawat. Beberapa koral berpori tumbuh di badan pesawat serta seasquirt dan blue tunicates mewarnai sayap pesawat.
Dominic Rock
Situs selam ini bukan untuk penderita vertigo ataupun penderita jantung lemah, karena sisi Utara Dominic Rock memiliki fitur selam berupa jurang gelap menganga. Di kedalaman 40 meter, Anda bisa melihat suasana jurang gulita itu.
Meski begitu, situs ini memberi kesempatan untuk melihat eagle ray dewasa yang terkenal dengan sambarannya, hiu karang abu-abu, serta kerumunan ikan selar (bigeye trevally) yang berputar keliling dekat dengan karang gantung.
Bebatuan itu memiliki ‘rerantingan’ bunga karang macam-macam. Segerombolan ikan kerapu queensland, ikan baramundi dan ikan pari fantail ray, kerap hilir mudik saat Anda melintas.