Kekuatan Super Ubur-ubur yang Membantunya Bertahan Hidup di Lautan

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 7 Oktober 2019 | 10:50 WIB
Ubur-ubur (hanohiki/Getty Images/iStockphoto)

Nematocyst menjadi aktif ketika bergesekan dengan hal-hal organik, termasuk kita. Sengatan beberapa ubur-ubur, seperti yang berada di utara Australia dan Indo-Pasifik, bisa sangat mematikan. Namun, ada juga yang sengatannya tidak dapat menembus kulit manusia.

Menciptakan cahaya sendiri

Sekitar 3.000 spesies ubur-ubur yang berhasil diidentifikasi sejauh ini, merupakan bioluminescence. Artinya, mereka dapat menciptakan cahayanya sendiri.

Salah satu bagian penting dari kemampuan ini adalah sebuah gen bernama green fluorescent protein atau GFP. Ketika para peneliti menggunakannya dalam biologi molekular, protein ini secara harfiah menyoroti kinerja tubuh, melacak proses dari produksi insulin ke infeksi HIV dan struktur otot.

Baca Juga: Lebih dari 130 Paus Terdampar di Lepas Pantai Afrika Barat

Para peneliti yang mengembangkan teknologi tersebut memenangkan hadiah Nobel di bidang kimia pada 2008.

Tetap berbahaya meski sudah mati

Perlu diketahui bahwa Anda masih bisa disengat oleh ubur-ubur yang sudah mati.

Sean Colin, ahli ekologi di Roger Williams University mengatakan, apabila Anda mengonsumsi cumi-cumi yang sebelumnya memakan ubur-ubur dan belum benar-benar mengunyahnya, maka sengatannya masih bisa Anda rasakan.