Bukan Hanya Korban Manusia, Foto-foto Pilu Ini Buktikan Karhutla Juga Mematikan Penghuni Hutan

By Bayu Dwi Mardana Kusuma, Rabu, 9 Oktober 2019 | 16:31 WIB
Seekor ular mati di area kebakaran lahan gambut di kawasan Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (19/9/2019). Kota Banjarbaru kini berstatus darurat Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) karena paling terdampak Karhutla dan Satgas Karhutla bersama relawan pemadam kebakaran beserta warg (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)

Nationalgeographic.co.id - kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah reda. Tapi, kabut asap juga terbukti mengganggu kesehatan dari penghuni hutan alami itu sendiri. Lihat saja pada kondisi orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), yang menghuni sejumlah wilayah hutan di Tanah Dayak itu.

Melansir Antaranews.com, sebanyak 355 orangutan yang berada di pusat rehabilitasi Nyaru Menteng, Provinsi Kalimantan Tengah, terancam sakit akibat semakin pekatnya kabut asap beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Kebakaran Hutan Mengancam Area Rehabilitasi, Bagaimana Nasib Orangutan?

Seekor orangutan (Pongo pygmaeus) berada di lokasi pra-pelepasliaran di Pulau Kaja, Sei Gohong, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (19/9/2019). Sebanyak 37 orangutan yang dirawat di pusat rehabilitasi Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) di Nyaru Menteng, Palangkaraya, terjangkit infeksi salu (ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga berdampak kepada satwa hutan Indonesia, dari "sekadar" terpapar asap hingga mati terpanggang.

Pada foto-foto yang diperoleh dari Antara Foto, tampak gambaran naas para satwa yang turut menjadi korban karhutla.

Ada sejumlah ular yang ditemukan mati terpanggang di area kebakaran, ada pula sejumlah orangutan yang bertahan di tengah pekat asap karhutla di lokasi pra-pelepasliaran.

Baca Juga: Habitatnya Rusak, Populasi Orangutan Kalimantan Semakin Kritis di 2019

Seekor ular ditemukan mati di lokasi kebakaran lahan gambut di perkebunan sawit milik warga di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau, Rabu (4/9/2019). Satgas Karhutla Riau terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran lahan agar tidak semakin meluas. (ANTARA FOTO/RONY MUHARRMAN)

Dikonfirmasi oleh Directur Policy dan Advocacy WWF-Indonesia, Aditya Bayunanda, pendekatan per spesies hewan tersebut di suatu daerah bisa dikatakan mengkhawatirkan.

Meski, tutur Aditya, pihaknya belum mengetahui secara menyeluruh data satwa Indonesia yang terancam karhutla.

Baca Juga: Rayakan Momen Lulus Sekolah, Lihat Foto-foto Momen Kebahagiaan Orangutan Sumatra di Habitatnya

Seekor ular ditemukan mati di area perkebunan nanas milik warga yang terbakar akibat kebakaran lahan gambut yang meluas di Pekanbaru, Riau, Senin (7/10/2019). Kencangnya angin di lokasi lahan yang terbakar membuat api dengan cepat meluas sehingga petugas kesulitan untuk memadamkan kebakaran di kawas (ANTARA FOTO/RONY MUHARRMAN)

"Satwa yang terancam agak sulit datanya, karena mungkin kita lihat dari konteks habitat. Misal gajah di Sumatera terancam karena habitatnya juga sedang terancam," ujar Aditya di Jakarta, Kamis (17/9/2019).

Dicontohkan juga oleh Dito, seperti Sumatera, salah satu lokasi karhutla terbesar di Tanah Air, saat ini sangat sedikit hutan alamnya. Di Sumatera bagian tengah hanya tersisa di daerah penyangga Bukit Tigapuluh, Jambi.

Baca Juga: Spesies Ular Terbaru Ini Mampu Keluarkan Bisa Tanpa Membuka Mulutnya

Seekor ular ditemukan mati di area perkebunan nanas milik warga yang terbakar akibat kebakaran lahan gambut yang meluas di Pekanbaru, Riau, Senin (7/10/2019). Kencangnya angin di lokasi lahan yang terbakar membuat api dengan cepat meluas sehingga petugas kesulitan untuk memadamkan kebakaran di kawas (ANTARA FOTO/RONY MUHARRMAN)

"Semakin kecil lahan, semakin cepat juga satwa di alam akan mengalami kepunahan," tutur Dito. Hal itu juga terjadi saat satwa berusaha diselamatkan atau dievakuasi, namun tidak ada tempat bahkan kesulitan untuk mencari tempat melepaskannya kembali.

Inilah yang menjadikan hewan yang direhabilitasi tidak bisa berkembang dan tetap di tempat rehabilitasi. (Sumber: KOMPAS.com/Ellyvon Pranita, Antara Foto)

Baca Juga: Suhu Terlalu Panas, Ular Mencari Perlindungan di Toilet Penduduk

Seekor orang utan (Pongo pygmaeus) berada di lokasi pra-pelepasliaran di Pulau Kaja, Sei Gohong, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (19/9/2019). Sebanyak 37 orang utan yang dirawat di pusat rehabilitasi Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) di Nyaru Menteng, Palangka Raya, terjangkit infeksi (ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)

Seekor orang utan (Pongo pygmaeus) berada di lokasi pra-pelepasliaran di Pulau Kaja, Sei Gohong, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (19/9/2019). Sebanyak 37 orang utan yang dirawat di pusat rehabilitasi Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) di Nyaru Menteng, Palangka Raya, terjangkit infeksi (ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)

Baca Juga: Monty, Ular Bermata Tiga yang Ditemukan di Kota Kecil Australia

Seekor orang utan (Pongo pygmaeus) berada di lokasi pra-pelepasliaran di Pulau Kaja, Sei Gohong, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (19/9/2019). Sebanyak 37 orang utan yang dirawat di pusat rehabilitasi Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) di Nyaru Menteng, Palangka Raya, terjangkit infeksi (ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)

Seekor burung terbang di tengah pekatnya kabut asap dampak dari karhutla yang menyelimuti kawasan sungai Siak di Pekanbaru, Riau, Kamis (19/9/2019). Dinas Kesehatan setempat mengimbau kepada warga agar selalu mengenakan masker pelindung pernapasan karena kualitas udara yang memburuk akibat kabut asa (ANTARA FOTO/RONY MUHARRMAN)

Dua ekor burung bertengger di atas tiang lampu penerangan jalan dengan latar belakang matahari yang terlihat samar akibat pekatnya kabut asap karhutla di Pekanbaru, Riau, Minggu (22/9/2019). Kebakaran hutan dan lahan yang masih terus terjadi di Provinsi Riau membuat Kota Pekanbaru terpapar kabut asa (ANTARA FOTO/RONY MUHARRMAN)