5 Faktor Umum Pemicu Bunuh Diri yang Berasal dari Kesehatan Mental

By National Geographic Indonesia, Selasa, 15 Oktober 2019 | 12:11 WIB
Ilustrasi bunuh diri. (Lutfi Fauziah)

Nationalgeographic.co.id - Bunuh diri telah menjadi fenomena yang terjadi di seluruh dunia. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan, sekitar 800.000 orang tewas akibat bunuh diri setiap tahunnya. Jumlah itu belum termasuk orang-orang yang melakukan percobaan bunuh diri.

Ada beragam faktor yang bisa memicu  seseorang untuk bunuh diri, seperti masalah ekonomi, konflik dengan keluarga, ditolak dalam pergaulan, masalah percintaan, pernah mengalami pelecehan seksual, menjadi korban perundungan (bullying), hingga motif terorisme.

Baca Juga: 6 Jenis Tenaga Kesehatan Ini Bisa Bantu Tangani Masalah Mental

Di luar hal-hal tersebut, hasrat ingin bunuh diri juga kerap kali berhubungan dengan kondisi kesehatan mental. Dilansir dari Alodokter, berikut ini beberapa kondisi kesehatan mental yang bisa memicu seseorang untuk bunuh diri:

Gangguan bipolar

Orang yang memiliki gangguan bipolar memiliki risiko 20 kali lebih tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri ketimbang orang normal. Penderita gangguan bipolar biasanya kerap mengalami perubahan suasana hati yang sangat drastis. Mereka bisa merasa sangat gembira dan bersemangat, dan mendadak berubah menjadi sedih, kehilangan semangat dan bahkan depresi.

Depresi berat

Ciri-ciri orang yang mengalami depresi berat adalah merasa putus asa, suasana hati yang buruk, merasa lelah, atau kehilangan minat dan motivasi. Ciri-ciri semacam ini dapat memberi dampak buruk bagi kehidupan orang tersebut secara menyeluruh. Pada akhirnya memicu mereka untuk lebih mungkin mencoba untuk bunuh diri. 

Gangguan kepribadian

Gangguan kepribadian merupakan suatu kondisi yang menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan berbeda dari rata-rata orang biasanya. Kondisi ini bisa membuat penderitanya sulit untuk merasakan, memahami, atau berinteraksi dengan orang lain. Gangguan kepribadian disebabkan oleh kombinasi dari situasi-situasi atau latar belakang kehidupan yang tidak menyenangkan dengan gen yang membentuk emosi seseorang yang diwariskan dari orang tuanya.

Baca Juga: Ketergantungan Pada Smartphone Bisa Sebabkan Depresi dan Kesepian

Skizofrenia