Hati-hati, Suhu yang Semakin Memanas Bisa Sebabkan Serangan Jantung

By National Geographic Indonesia, Rabu, 16 Oktober 2019 | 10:54 WIB
2019 akan menjadi tahun terpanas menurut ilmuwan. (batuhan toker/Getty Images/iStockphoto)

Paparan terhadap panas ekstrem secara signifikan memberi beban kerja tambahan pada jantung. Ia harus meningkatkan kekuatan di setiap kontraksi dan mempercepat laju kontraksi per menit (detak jantung Anda).

Jika otot juga bekerja, maka otot juga membutuhkan peningkatan aliran darah.

Cegah dehidrasi saat cuaca terik dan panas. (Kerkez/Getty Images/iStockphoto)

Jika semua ini terjadi ketika berkeringat yang berujung kepada dehidrasi sehingga menurunkan volume darah, maka jantung harus memompa lebih giat lagi.

Jantung juga merupakan otot, sehingga memerlukan suplai darah ekstra ketika bekerja dengan keras.

Namun, ketika jantung sedang memompa dengan keras dan cepat, namun gagal memenuhi kebutuhan permintaan, maka bisa terjadi gagal jantung. Banyak kematian akibat panas tercatat sebagai serangan jantung.

Tingkat kebugaran aerobik yang tinggi menawarkan perlindungan terhadap panas, namun para atlet dan orang dewasa yang terlalu memaksakan diri juga bisa mati akibat panas.

Siapa yang lebih beresiko?

Para manula Australia lebih rentan terhadap panas. Usia lanjut umumnya dikaitkan dengan penurunan kebugaran aerobik dan berkurangnya kemampuan untuk mendeteksi rasa haus dan kepanasan.

Obesitas juga meningkatkan kerentanan terhadap panas. Lemak bertindak sebagai lapisan isolasi, serta memberi jantung jaringan pembuluh darah yang lebih luas untuk diisi. Berat berlebih membuat kerja otot untuk menghasilkan panas meningkat.

Obat-obatan tertentu dapat menurunkan batas toleransi panas dalam tubuh kita dengan mengganggu mekanisme alami dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatasi panas. Ini termasuk obat-obatan yang membatasi peningkatan detak jantung, menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi pembuluh darah, atau mengganggu keringat.

Suhu inti meningkat sekitar setengah derajat selama tahap akhir kehamilan karena hormonal dan peningkatan metabolisme.

Janin dan plasenta yang tumbuh juga menuntut aliran darah tambahan. Janin yang terpapar panas ekstrem dapat memicu kelahiran prematur dan masalah kesehatan seumur hidup, seperti cacat jantung bawaan.