Nationalgeographic.co.id - Sebelum dikirim ke luar angkasa, Michael Massimino dan rekan-rekannya sesama astronaut NASA, mendapat pelatihan terlebih dahulu di Bumi. Ini adalah ritual wajib bagi mereka.
Pendekatan metodis untuk memecahkan masalah sulit sambil mengambang di ruang hampa udara, terasah dari latihan bertahan hidup yang brutal selama bertahun-tahun.
Apa sajakah itu?
Dikirim ke tempat asing
Dilempar ke antah berantah menjadi kunci utama program pelatihan NASA. Teknik ini sudah dilakukan kepada kelompok astronaut pertama yang tergabung dalam Proyek Mercury atau Mercury Seven–resmi diperkenalkan pda 9 April 1959.
Di awal pembentukan NASA, agensi luar angkasa ini mengambil astronotnya dari sekumpulan pilot yang telah menyelesaikan latihan bertahan hidup ala militer. Jerry Linenger, mantan astronaut yang juga pilot angkatan laut ini, masih ingat bagaimana pelatihan itu berjalan.
Suatu waktu, Lineger dan tiga pilot lainnya dikirim ke hutan Filipina tanpa persediaan dan petunjuk apa pun. Hanya dibantu oleh pemandu lokal yang tidak bisa berbicara bahasa Inggris.
“Kami berada di sana selama dua setengah hari dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Malam hari adalah yang terseram: banyak suara dan binatang yang merangkak di bawah saya,” kenang Lineger.
Latihan ekstrem
Pada program Apollo di akhir 1960-an, NASA memulai latihan luar ruangan yang ekstrem di Islandia, Hawaii, dan kawah meteor Arizona. Kemudian, di era Stasiun Luar Angkasa Internasional pada akhir 1990-an, NASA mewajibkan semua astronautnya mengikuti latihan bertahan hidup yang bekerja sama dengan National Outdoor Leadership School.
Kini, kandidat astronaut NASA harus menyelesaikan dua tahun persiapan intensif--termasuk latihan bertahan hidup di daratan dan lautan. Latihan tersebut dimulai sebelum para kandidat mempelajari kemampuan spesifik terkait misi luar angkasa–bahkan sebelum mereka masuk NASA.
Mereka memiliki latihan spacewalk yang dilakukan di bawah air, simulasi penerbangan, dan mengendarai jet T-38.