Baca Juga: Menjadi Pejalan Ramah Lingkungan, Ini 3 Cara Sederhana Traveling Tanpa Plastik
Laode Syarifuddin Mursali, Unit Manager Communication & CSR Refinery Unit IV Cilacap, mengatakan bahwa Kemiren Asri bisa berkembang dari desa tertinggal menjadi mandiri, berkat sinergitas kelompok kegiatan yang punya mata rantai, dari mulai produksi hingga pemasaran produk jamur unggulan mereka yang saling berkaitan satu sama lain. Contohnya dengan memanfaatkan limbah menjadi hal yang bermanfaat tadi.
“Kelompok budidaya jamur mampu memanfaatkan 180 kilogram limbah baglog per tahun. Penggunaan sisa serbuk kayu hingga tanah bekas cacing sebagai pupuk menunjukkan bahwa mereka sudah melakukan kegiatan zero waste (tidak ada sisa terbuang). Seratus persen bisa dimanfaatkan,” paparnya.
Di luar budidaya jamur, gaya hidup bebas sampah juga diterapkan penduduk desa dalam keseharian. Hampir setiap sore, ibu-ibu desa Kemiren Asri, berkumpul di pinggir kali untuk mencacah sampah sayuran dan buah, kemudian bersama-sama mengolahnya menjadi pupuk organik. Nantinya, pupuk tersebut akan digunakan untuk kebun gizi milik desa.
Sementara untuk sampah plastik, mereka manfaatkan menjadi hasil kerajinan tangan seperti tas, tikar, hingga kostum festival.