Kesuksesan Desa Kemiren Asri Berdayakan Penduduk Buta Aksara Menjadi Wirausaha

By Gita Laras Widyaningrum, Sabtu, 26 Oktober 2019 | 11:30 WIB
Rumdani Prapti Sumiwi, penggagas budidaya jamur di desa Kemiren Asri. (Hari Maulana)

Dari resep sederhana itu, warga desa pun semakin lancar baca tulis. Rumdani kemudian juga mulai bereksperimen dengan olahan jamur. Setiap menemukan resep baru, ia membagikannya kepada anggota Kelompok Keaksaraan Fungsional.

“Saya senang berbagi ilmu dan saya ingin mereka bisa berdiri sendiri. Lagipula, ilmu tidak akan habis meskipun sudah diberikan kepada orang lain. Saya justru berharap ketika kita sama-sama sudah pintar, nantinya bisa saling membantu,” papar perempuan berusia 57 tahun tersebut.

Sate jamur, salah satu produk olahan jamur yang dijual warga desa Kemiren Asri. (Hari Maulana)

Kini, banyak warga desa Kemiren Asri yang sudah lancar baca tulis. Mereka bahkan aktif chatting di aplikasi pesan dan media sosial untuk memasarkan produk makanan hasil olahan jamur yang mereka buat.

Berbagai olahan jamur buatan Rumdani dan Kelompok Patra Asri seperti kripik, sate, abon dan pepes jamur, semakin disukai banyak orang. Peminatnya tidak hanya dari Cilacap, tapi juga beberapa wilayah lain di Indonesia. Dan berkat jaringan pertemanan, produk jamur krispi hasil olahan ibu-ibu Kelompok Kemiren Asri pun berhasil dijual hingga ke Hong Kong dan Malaysia.

“Saya sering menawarkan produk jamur buatan kami ke teman-teman TKW. Kalau sedang pulang, kadang mereka membeli kripik jamur Kelompok Patra Asri kemudian dibawa ke Hong Kong dan Malaysia. Teman-teman TKW juga rajin mempromosikan dan memberikan testimoni setelah mencicipinya sehingga kripik jamur kami semakin dikenal banyak orang,” jelas ibu tiga anak ini.

Budidaya jamur di desa Kemiren Asri terbukti memberikan dampak positif pada peningkatan ekonomi warga. Rata-rata setiap bulannya, mereka mampu menghasilkan omzet sekitar Rp7 juta.

Beberapa jamur yang siap dipanen. ()

Baca Juga: Menjemput Impian Anak-anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dreamable

Unit Manager Communication & CSR Refinery Unit IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, kunci program Kemiren Asri hingga mampu menjadi desa mandiri yakni menerapkan sinergitas kelompok kegiatan yang punya mata rantai, dari mulai produksi hingga pemasaran yang saling berkaitan satu sama lain.

Dari posyandu hingga budidaya jamur, unit wirausaha di desa Kemiren Asri berkembang dengan pesat. Saat ini, secara total, ada 13 kelompok kegiatan yang mampu meningkatkan perekonomian desa. Mulai dari Kelompok Posyandu dan Pos PAUD, Kelompok Budidaya Jamur, Kelompok Budidaya Cacing, Kelompok Budidaya Lele, Kelompok Budidaya Bebek, Kelompok Jamu Tradisional, Kelompok Pupuk Organik, Kelompok Produksi Telur Asin, Kelompok Kebun Gizi, Kelompok Keaksaraan Fungsional, Kelompok Patra Asri Handycraft, hingga mampu mendirikan Koperasi Kemiren Asri Mandiri.

“Kami harap program Kemiren Asri ini mampu suistain dan berkembang, sehingga lebih banyak lagi manfaat yang berdampak positif bagi masyarakat,” pungkas Laode.